Makan Buah Baik, Tapi Hati-hati Dampak Kandungan Gulanya
TABLOIDBINTANG.COM - Secara alami, buah-buahan mengandung fruktosa dan glukosa. Ahli gizi dan pemilik layanan Osinga Nutrition dari Kanada, Nicole Osinga, mengungkapkan kedua jenis gula ini diproses tubuh secara berbeda. Fruktosa yang dikenal dengan istilah "gula buah", memiliki rasa yang lebih manis dibanding glukosa.
Fruktosa diserap usus halus dan masuk ke dalam aliran darah kemudian diurai di hati. Fruktosa akan diolah menjadi glukosa sebagai cadangan energi.
"Sisi positif mengonsumsi fruktosa adalah tidak meningkatkan kadar gula darah atau kadar insulin. Kadar gula darah dan kadar insulin yang berlebih diyakini berkaitan dengan penyakit jantung, obesitas, hingga beberapa jenis kanker," ucap Nicole.
Akan tetapi jika dikonsumsi melebihi kapasitas kerja hati, maka fruktosa akan berubah menjadi kolesterol dan trigliserida. Akibatnya, tubuh berisiko mengalami obesitas, diabetes tipe 2, kolesterol tinggi, dan perlemakan hati.
Sedangkan, glukosa zat gula sederhana yang merupakan karbohidrat dan menjadi cadangan energi bagi tubuh. Glukosa diserap oleh usus besar dan membutuhkan insulin untuk masuk ke dalam aliran darah kemudian sel tubuh, agar bisa terurai. Dengan merangsang insulin, glukosa meningkatkan kadar gula dalam darah.
"Glukosa yang tidak dibutuhkan tubuh akan disimpan untuk menjaga kadar glukosa tubuh agar tetap stabil sepanjang hari," papar Nicole.
Kadar gula darah yang tinggi dalam waktu yang lama akan meningkatkan risiko strok, kerusakan ginjal, gangguan jantung hingga saraf.
Secara umum, buah-buahan aman dikonsumsi. Karena selain kandungan gula, buah juga kaya akan serat dan vitamin yang diperlukan tubuh.
Namun yang patut diwaspadai adalah asupan gula dari makanan lain atau pemanis buatan. Pilih buah yang rendah gula saat Anda mengonsumsi makanan lain yang tinggi gula. Ragam buah berry termasuk buah dengan kadar gula yang rendah dan juga kaya antioksidan.
(yuri / gur)