Posisi Rahim Perempuan Bisa Terbalik atau Miring, Mitos atau Fakta?
TABLOIDBINTANG.COM - Rahim secara sederhana diartikan kantong dalam perut tempat janin bersemayam. Perwakilan dari Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia, Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG (K) menjelaskan, pada anak gadis, ukuran rahim hanya sebesar telur ayam kampung. Saat perempuan mulai haid, ukuran rahim sebesar telur ayam negeri. Ketika perempuan hamil dan memasuki usia kandungan 3 bulan, rahim membengkak sebesar telur angsa. Saat itulah, rahim baru bisa diraba.
“Karena itulah untuk memeriksa rahim perempuan yang sudah menikah, dokter akan memasukkan jari ke dalam vagina dengan sedikit menekan lalu merabanya dari perut. Ini namanya pemeriksaan bimanual. Namun sekarang teknik ini jarang dilakukan karena ada teknologi USG,” terang Dwiana dalam sesi gelar wicara Edukasi Menjaga Kebersihan Kewanitaan dalam Rangka Hari Kebersihan Menstruasi 2019 bersama Betadine di Jakarta, belum lama ini.
Pemeriksaan USG memungkinkan dokter mengetahui detail rahim pasien tanpa harus memasukkan jari ke organ intim. Hanya, kata Dwiana, USG membutuhkan cairan di depan rahim agar dapat melihat benda di belakangnya. Itu sebabnya saat Anda hendak melakukan pemeriksaan USG, Anda diminta menahan pipis. Posisi rahim tepat berada di belakang tulang kemaluan. Posisinya, aman di posisi itu.
“Jadi kalau ada yang bilang rahim terbaik atau miring, saya juga bingung itu diagnosisnya berasal dari mana. Tuhan menciptakan rahim dengan posisi di belakang tulang kemaluan agar aman terkunci di sana. Ia tidak bisa diraba hingga perempuan hamil 3 bulan. Kalau dia tidak sedang hamil dari mana diketahui posisinya terbalik atau miring. Itu mitos,” beri tahu Dwiana.
Dalam kesempatan itu, Country Manager Mundipharma, Mada Shinta Dewi, mengingatkan kaum hawa pentingnya menjaga kesehatan organ intim termasuk vagina dan rahim. Menstruasi adalah siklus alami dan mestinya tidak menjadi halangan bagi perempuan beraktivitas. Karenanya, perempuan harus memahami dan menangani menstruasi dengan cermat serta tepat. Ada empat hal yang harus dilakukan perempuan.
Pertama, tahu pentingnya menjaga kesehatan kewanitaan. Kedua, paham bagaimana cara menjaga area kewanitaan sedini mungkin. Ketiga, menjagakebersihan dan kesehatan area kewanitaan sejak menstruasi pertama dan harus lebih diperhatikan setelah menikah.
“Terakhir, merawat dengan konsisten. Kami mengajak para perempuan untuk menerapkan 4 hal ini demi kesehatan organ intim dan organ reproduksi. Kami juga membagikan informasi seputar menstruasi melalui media sosial dan buku saku Sehat dan Bersih Saat Menstruasi kepada para remaja putri,” pungkas Mada.
(ray / ray)