Mengapa Operasi Cesar Kedua Terasa Lebih Menyakitkan?

Redaksi | 12 September 2019 | 07:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Beredar rumor di kalangan kaum hawa, persalinan kedua baik normal maupun cesar selalu lebih menyakitkan daripada sebelumnya. Benarkah? Jika benar, bagaimana ibu hamil menyiapkan diri sebelum menghadapi persalinan kali kedua?

Vagina Rasanya Mau Copot

Pakar obstetri dan ginekologi dr. Yusfa Rasyid, SpOG, MARS menerangkan 70 persen kehamilan kedua terasa lebih menyakitkan daripada kehamilan pertama. Pada kehamilan pertama, perut dan otot tubuh masih kencang. Di kehamilan kedua, kondisi perut lebih kendur dan biasanya berat badan Anda lebih tinggi karena banyak faktor. Di antaranya, malas berolahraga dan pola makan tidak teratur. Akibatnya, banyak keluhan menjelang persalinan.

“Beberapa pasien saya mengeluh rahim rasanya tertekan dan vagina rasanya mau copot,” terang Yusfa di Jakarta, pekan lalu. Ia menjelaskan, setelah persalinan pertama, kulit perut memiliki bekas luka berupa jaringan parut yang dibentuk oleh kotoran bekas operasi.

Kotoran itu bisa berupa lemak-lemak yang menempel, air ketuban yang kering, dan darah. Semua ini membuat kulit perut bekas operasi menjadi kaku. Kaku itu diperparah dengan banyak faktor seperti kulit yang terlalu sensitif terhadap benda asing, operasi kurang bersih, dan infeksi.

“Pada persalinan kedua, dokter seperti bertemu barang yang sudah tidak elastis lagi sehingga saat disayat, terasa lebih sakit. Untuk mengurangi rasa sakit, jaringan kulit yang sudah tidak elastis kami buang lalu mencari lapisan kulit yang lebih elastis,” Yusfa menjelaskan.

Ia mengingatkan, sensasi sakit pada persalinan cesar kedua bisa diminimalkan dengan sejumlah persiapan. Persiapan itu dimulai sejak Anda selesai bersalin pertama kali. Setelah nifas, mulailah berolahraga untuk mengencangkan perut dengan sit-up, push-up, dan sejenisnya. Tujuannya, mengembalikan elastisitas kulit perut seperti semula, mengurangi sensasi sakit pascapersalinan, meninggikan ambang sakit, dan menguatkan otot panggul.

Olahraga dan Produksi ASI

Anda tak perlu khawatir dengan bekas luka usai bersalin. Luka di bagian tubuh mana pun, menurut Yusfa, akan pulih dalam tiga hari. “Di tiga hari itu, kita bisa melihat luka yang ditimbulkan membaik atau sebaliknya. Setelah tiga hari, ibu bisa pulang. Sepuluh hari kemudian mesti kembali ke rumah sakit untuk dicek. Setelah itu bebas,” ia menukas.

Jangan beralasan tidak mau latihan fisik karena takut produksi ASI menurun. Lancar tidaknya produksi ASI merupakan hasil kombinasi pola makan teratur, menu bergizi seimbang, dan latihan fisik dengan durasi cukup.

“Latihan fisik bikin produksi ASI menurun, itu mitos. Bagi Anda yang melahirkan anak pertama lewat operasi cesar sangat mungkin untuk melahirkan anak kedua secara normal, asalkan jaraknya minimal dua tahun,” urai dokter dari RSIA YPK Mandiri, Jakarta.

Kehamilan dan persalinan adalah proses yang menuntut kesiapan ibu maupun janin. Semakin tua usia kehamilan, ibu hamil disarankan semakin sering kontrol ke dokter untuk mengecek kondisi bayi dan menentukan metode persalinan.

“Ingat, tidak ada persalinan yang 100 persen sukses. Semua persalinan normal merupakan persalinan percobaan. Kalau ada dokter yang bilang, 'Ibu bisa melahirkan normal 100 persen' itu sombong. Di tengah persalinan, bisa terjadi berbagai kemungkinan. Misalnya, tali pusar tergencet. Jika itu terjadi, dokter harus sigap membuat keputusan,” sambung Yusfa.

Karena kehamilan dan persalinan adalah proses, kenaikan berat badan mesti dipantau. Idealnya, kenaikan berat badan selama kehamilan 7 sampai 17 kg. Semakin tinggi kenaikan berat badan, semakin banyak komplikasi yang mengancam keselamatan ibu dan bayi dari preeklamsia, diabetes, hingga hipertensi. “Selain fisik, siapkan mental Anda. Jika riwayat persalinan pertama Anda mulus, silakan bersalin dengan bantuan tim dokter yang sama,” Yusfa mengakhiri obrolan.

 

Penulis : Redaksi
Editor: Redaksi
Berita Terkait