Rentan Komplikasi, Mengapa Banyak Wanita Melakukan Implan Vagina?

Yuriantin | 6 Oktober 2019 | 04:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Implan vagina umum dijalani para wanita di Eropa dan Amerika Utara. Tujuannya untuk mengatasi kesulitan mengontrol urin pasca melahirkan dan otot-otot di sekitar panggul yang melemah (pelvic organ prolapse).

Sayangnya, penggunaan implan ini dikeluhkan banyak wanita menimbulkan komplikasi. Mulai dari rasa sakit pada bagian abdomen dan vagina hingga kesulitan melakukan hubungan badan. 

Menurut penelitian yang dipublikasikan di laman The Lancet Desember lalu, wanita yang menjalani implan berpotensi mengalami komplikasi tiga kali lebih tinggi dan berpotensi dua kali lipat mengalami operasi setelah pemasangan implan dibandingkan dengan melakukan operasi tradisional tanpa implan.

Implan ini juga diduga tidak ampuh mengatasi inkontinensia. Sedangkan seorang perwakilan dari Badan Kesehatan skotlandia, Rachel Wood yang juga merupakan salah seorang peneliti The Lancet tersebut tidak merekomendasikan penggunaan implan tersebut untuk mengatasi masalah otot panggul yang melemah pasca melahirkan seperti dikutip dari laman Guardian. 

Meski demikian, diperkirakan tetap banyak wanita yang menjalani implan ini. Bahkan, di Skotlandia penggunanya mencapai lebih dari 20.000 wanita selama 20 tahun terakhir dan sekitar 11.000 wanita menggunakan implan ini di Inggris selama periode 2006-2016. 

Seperti dikutip dari laman BBC, di Skotalndia sendiri, implan ini telah dilarang sejak 2014 lalu meski masih banyak wanita yang menggunakannya. 

Alasannya bisa jadi karena sebagian wanita tidak mengetahui efek samping yang akan ditimbulkan dari pemasangan implan tersebut. Sebagian lagi, mengaku tidak mengetahui bahwa implan tersebut bersifat permanen. 

Penyebab lain implan ini masih diminati adalah sebagai alternatif dari operasi tradisional yang tingkat keberhasilannya hanya berkisar 70-80 persen. 

(yuri)

Penulis : Yuriantin
Editor: Yuriantin
Berita Terkait