Beberapa Mitos yang Salah Seputar Seks!
TABLOIDBINTANG.COM - Hello Ladies, pastinya kita sering mendengar perkataan orang seputar seks. Sebenarnya apa yang mereka katakan atau apa yang selama ini kita dengar seputar seks itu fakta atau mitos, ya? Misalnya, wanita tak perawan lagi, kalau selaput daranya sudah robek. Atau pria, lebih suka berpikir tentang seks ketimbang wanita. Benar enggak sih? Nah, ini dia beberapa mitos seputar seks, yang sesungguhnya enggak benar, lho.
Ukuran Mr. P yang Besar Memuaskan Wanita
Ini mitos yang lumayan sering kita dengar. Wanita katanya menyukai ukuran Mr P (penis) yang besar. Mungkin, beberapa wanita menyukai ukuran Mr P yang besar, tapi ukuran bukanlah faktor utama yang bisa menyenangkan wanita dalam hal aktivitas seks. Wanita masih lebih mementingkan mood dan perasaan cinta, ketimbang soal ukuran.
Ukuran Mr.P Seorang Pria Dapat Dilihat dari Nomor Sepatunya
Kalau Anda ingat, dulu sering kali kita mendengar, kalau ukuran Mr P seorang pria bisa dilihat dari ukuran sepatu atau panjang jari tangannya. Well, ini hanya mitos belaka, yang enggak perlu Anda percayai. Menurut studi yang dilakukan di University College London, tahun 2010, terhadap 110 pria di sana, tidak ada hubungan antara ukuran Mr P dengan ukuran sepatu maupun jari tangannya. Apa yang bisa Anda baca dari sepatu seorang pria adalah, cita rasa fashion-nya, bukan ukuran Mr P nya.
Orgasme Satu-Satunya Kepuasan yang Ingin Dicapai dalam Hubungan Seks
Pakar seks dan pemilik online sex toy shop Jo Divine, Samantha Evans, mengatakan, banyak orang melihat seks sebagai sebuah perjalanan dengan fokus segera sampai tujuan, tanpa menikmati pemandangan selama perjalanan itu. Padahal seks tidak hanya sekadar “sampai tujuan” atau orgasme.
Banyak orang jadi tidak puas dengan kehidupan seks mereka, lantaran hanya memikirkan orgasme. Tanpa memikirkan stimulasi, atau foreplay dalam aktivitas seks itu sendiri. Jadi, lepaskan dan bebaskan pikiran Anda. Jangan terfokus pada pencapaian orgasme. Jangan pusingkan, “Apakah sudah sampai di sana (orgasme)? Sudahkah (orgasme)?” Tapi bermainlah, nikmati momen foreplay, karena ini akan membawa Anda pada puncak kepuasan.
Mengikuti Siklus Wanita, Membuat Seks Jadi Aman
Beberapa orang berpikir, kalau berhubungan seksual mengikuti siklus wanita, maka akan aman, atau terhindar dari kehamilan. Ini mitos yang salah. Faktanya adalah wanita bisa hamil kapan saja, bila tidak menggunakan alat kontrasepsi. Sperma tetap bisa bertahan hidup, bahkan sampai beberapa hari, setelah berhubungan intim.
Tak Perawan Lagi Kala Selaput Dara Robek
Mitos yang sering diucapkan oleh orang-orang tua di zaman dulu ini, kurang tepat. Tanpa melakukan hubungan seks pun, sebenarnya selaput dara wanita bisa saja robek. Misalnya, karena melakukan olahraga berat seperti berkuda, bersepeda, atau kecelakaan saat melakukan aktivitas olahraga berat.
Pria Lebih Banyak Memikirkan Seks Ketimbang Wanita
Katanya, kebutuhan seks pria lebih besar dibandingan wanita. Hingga bisa setiap saat dalam kepala pria terlintas seks. Ini mitos yang salah. Faktanya menurut sebuah penelitian yang dilakukan para peneliti di Univeritas Ohio tentang seks, pria dan wanita memiliki hasrat yang sama dalam berhubungan seks. Dan enggak setiap saat juga, apalagi tiap hari memikirkan seks. Bedanya, wanita lebih tertutup dalam membicarakan masalah seks, sementara pria cenderung lebih terbuka.
Semakin Panjang Durasi Anda Beraktivitas Seksual, Maka Semakin Baik
Baik atau tidaknya permainan ranjang Anda dan pasangan tidak ditentukan oleh panjangnya durasi permainan tersebut. Menurut Samantha Evans, kepuasan hubungan seksual tidak ditentukan oleh panjangnya durasi. Bisa saja 3 menit berhubungan seksual, sudah mencapai puncak kepuasan.
Umumnya, pasangan melakukan hubungan seksual dan mencapai kenikmatannya di rentang waktu 3 – 13 menit, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Eric Corty dan Jenay Guardini (2008). “Ini sangat bergantung pada masing-masing individu. Beberapa wanita mungkin menyukai sesi hubungan seksual yang panjang. Tapi bagi pria, sesi-sesi yang panjang, terasa membosankan. Bagi mereka, lebih cepat lebih baik,” ungkap Eric dan Jenay. Jadi baik tidaknya, puas atau tidaknya hubungan seks, bergantung pada siapa, di mana, kapan, dan bagaimana Anda memainkannya.
(val)