Lutut Bengkak dan Kemerahan, Waspada Nyeri Lutut Menyerang

Romauli Gultom | 23 Desember 2019 | 01:05 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Nyeri lutut seringkali menyerang usia lanjut dan mereka yang mengalami obesitas. Tentunya, nyeri tersebut dapat mengganggu aktivitas harian Anda.

Meski dapat sembuh dengan sendirinya, banyak kasus nyeri lutut yang menetap dan jika tidak diobati dengan segera dapat menghambat aktivitas penderitanya. 

Selain nyeri yang mengganggu, penderita umumnya juga mengalami sejumlah gejala lain seperti bengkak, kemerahan, dan kaku atau sulit untuk digerakkan.

Nyeri ini kerap menyerang lutut melebihi penyakit-penyakit pada persendian yang menyertai populasi usia lanjut dan pada obesitas, sehingga anjuran untuk operasi lutut meningkat. 

Menurut dr. Ibrahim Agung, SpKFR, sebagian besar penderita nyeri lutut ini menolak untuk dilakukannya operasi namun masih ingin terbebas dari rasa nyeri.

"Untuk nyeri yang diakibatkan osteoartritis, hampir semua orang akan mengalami karena terjadi seiring proses penuaan," jelas dr. Ibrahim Agung, SpKFR.

Penyebab nyeri lutut antara lain cedera, masalah mekanis, radang sendi, dan lainnya. Selain cedera pada salah satu ligamennya (anterior cruciate ligament atau ACL), ada juga cedera akibat ada masalah pada komponen penyangga lutut seperti tendon, tulang rawan, dan kantong cairan sendi (bursa). 

Nyeri lutut ini juga bisa disebabkan bursitis yaitu peradangan atau pembengkakan bursa. Kemudian bila ada gangguan mekanis, misalnya iliotibial band syndrome (ITBS), sering dialami oleh para pelari. 

Untuk mengatasinya, lanjut dr. Ibrahim, ada teknologi PRP yaitu penanganan nyeri lutut yang dapat dilakukan dengan beberapa metode, yang salah satunya adalah injeksi dengan Platelet-Rich Plasma (PRP) yang memiliki prinsip kerja regenerasi. 

"Prinsip regenerasi ini diklaim dapat ‘memudakan’ kembali sendi yang sudah menua," ujarnya.

Terapi PRP sendiri telah meluas selama beberapa dekade terakhir dan penerapannya tidak dibatasi pada kasus cedera muskuloskeletal akibat olahraga saja, namun juga pada kasus degeneratif tulang rawan dan sendi seperti OA.

Salah satu pusat penanganan nyeri lutut tanpa operasi kini hadir di klinik Patella, yang merupaka  salah satu unit bisnis Lamina Pain and Spine Center. "Harapannya kasus nyeri lutut di Indonesia bisa ditangani dengan baik," harapnya. 

Penulis : Romauli Gultom
Editor: Romauli Gultom
Berita Terkait