5 Mitos Soal Nutrisi dan Fluktuasi Berat Badan Yang Patut Dicamkan
TABLOIDBINTANG.COM - Harus diakui, teknologi memudahkan khalayak mengakses beragam informasi salah satunya, soal diet. Dibutuhkan sikap kritis dan kebijaksanaan dalam menyerap informasi khususnya yang berhubungan dengan kesehatan. Senior Director, Worldwide Nutrition Education and Training Herbalife Nutrition, Susan Bowerman membeberkan data Herbalife Nutrition’s Asia Pacific Nutrition Myths Survey 2020. Hasilnya, sekitar 68 persen konsumen di Asia Pasifik menjadikan medsos saluran mengakses informasi terkait nutrisi.
Derasnya informasi kerap membuat kita sulit membedakan mitos dari fakta. Susan menyebut 5 mitos di medsos yang patut diantisipasi. Pertama, diet ketogenik cara sehat turunkan bobot. Susan menjelaskan, diet ketogenik bukan cara paling berkelanjutan untuk menurunkan berat badan karena Anda kehilangan sejumlah nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Mereka yang diet keto mengonsumsi sangat sedikit karbohidrat, jumlah protein sedang, dan lemak sangat tinggi. Ini memaksa tubuh mengandalkan lemak sebagai bahan bakar.
Kedua, cleansing diet dengan jus strategi jitu turunkan berat badan. Faktanya sayuran tidak banyak mengandung nutrisi utama seperti protein, yang membantu memuaskan nafsu makan dan mempertahankan massa otot. Bobot yang hilang saat diet, kemungkinan naik lagi saat Anda mulai makan secara normal. “Ketiga, karbohidrat menambah bobot. Karbohidrat tidak dapat disalahkan atas penambahan bobot. Kelebihan kalorilah yang memicu penambahan berat badan secara signifikan,” ulas Susan dalam siaran pers yang kami terima, pekan ini.
Keempat, puasa intermiten cara efektif menurunkan bobot dan meningkatkan kesehatan. “Penting untuk diperhatikan, puasa untuk menurunkan berat badan bukan untuk semua orang. Mereka yang memiliki riwayat medis seperti diabetes, menjalani pengobatan tekanan darah, atau penyakit jantung harus menghindari puasa intermiten,” urai Susan. Terakhir, diet sangat rendah lemak cara terbaik menurunkan bobot. Salah. Lemak bagaimana pun penting bagi tubuh karena membangun membran sel dan hormon serta menyerap vitamin A, D, E, dan K.
“Banyak diet rendah lemak hanya menggantikan kalori lemak dengan karbohidrat dan gula yang diproses tinggi. Tidak akan meningkatkan kualitas makanan secara keseluruhan,” Susan menambahkan.