Mengenal Demensia, Sindrom Penurunan Fungsi Otak Yang Berbahaya

Adi Adrian | 17 September 2020 | 00:40 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Demensia adalah sindrom penurunan fungsi otak yang memengaruhi fungsi kognitif, emosi, dan perilaku sehari-hari. Di dunia, ada 50 juta lebih pengidap demensia. Demensia Alzheimer adalah kasus terbanyak, mencapai 60 hingga 70 persen. Awam menyebut ini sebagai pikun. Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi), DR. dr. Dodik Tugasworo P, SpS(K) menyebut Demensia Alzheimer memicu dampak fisik, psikososial, sosial, dan beban ekonomi bagi penderita, keluarga maupun lingkungan sekitar.

Estimasi jumlah penderita Alzheimer di Indonesia pada 2013 mencapai sejuta orang. Jumlah itu diperkirakan meningkat dua kali lipat pada 2030 dan menjadi empat juta orang pada 2050. “Kurangnya kesadaran dan pemahaman tentang Demensia Alzheimer memicu stigmatisasi dan hambatan dalam diagnosis juga perawatan. Edukasi kepada masyarakat dan tenaga medis secara konsisten penting,” ujarnya. Ketua Studi Neurobehavior Perdossi, dr. Astuti, Sp.S(K), mengingatkan Demensia Alzheimer memiliki sejumlah faktor risiko yang bisa dimodifikasi.

Misalnya penyakit vaskular yakni hipertensi, metabolik diabetes, dislipidemia pasca-cedera kepala, pendidikan rendah, dan depresi. Sementara yang tidak bisa dimodifikasi yaitu usia lanjut dan genetik seperti memiliki keluarga yang mengalami Demensia Alzheimer.

“Selain mengetahui faktor risiko, sadari bahwa Demensia Alzheimer bersifat kronis progresif, artinya kerusakan otak bertambah seiring laju umur. Deteksi dini penting agar kerusakan otak bisa diperlambat,” urai Astuti melalui siaran pers yang kami terima pekan ini.

Perdossi dan PT Eisai Indonesia meluncurkan Kampanye #ObatiPikun guna meningkatkan kesadaran publik mengenai Demensia Alzheimer. Presiden Direktur PT Eisai Indonesia, dr. Iskandar Linardi, menyatakan pihaknya berkomitmen memberi edukasi seputar Demensia Alzheimer.

“Menyambut Alzheimer Awareness Month tahun ini dan merayakan 50 tahun Eisai Indonesia, kami menggelar kampanye edukatif #ObatiPikun dan mengembangkan e-memory screening yang bisa dilakukan dokter maupun awam. Ini memudahkan deteksi Demensia Alzheimer agar bisa segera diobati,” kata Iskandar.

Penulis : Adi Adrian
Editor: Adi Adrian
Berita Terkait