Manfaat Terapi Tertawa di Tengah Pandemi Covid-19

Adi Adrian | 7 Oktober 2020 | 03:41 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Wabah Corona Covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia mengubah kebiasaan dan gaya hidup umat manusia. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), penggunaan masker serta hand sanitizer, gerakan di rumah saja hingga jaga jarak fisik diberlakukan entah sampai kapan.

Banyak yang merasa kebahagiaan mereka direnggut Covid-19. Di tengah wabah global ini, sejumlah metode untuk tetap bahagia di tengah wabah diwacanakan. Salah satunya, dari Ketua Rumah Amalia sekaligus Pemerhati Sosial, M. Agus Syafii yang memperkenalkan terapi tertawa.

“Terapi tertawa adalah cara meredakan ketakutan dan stres tengah pandemi Covid-19 yang terus berlanjut. Virus Corona membuat banyak orang mesti mengisolasi diri dan melakukan karantina agar tidak tertular serta menyebarkan virus,” terang Agus lewat siaran pers yang kami terima pekan ini.

Ia menambahkan, isolasi mandiri atau berdiam diri di rumah memengaruhi kondisi kesehatan mental. Isolasi kemudian dikaitkan dengan kesepian, tidak memiliki hubungan sosial, kesendirian, stres, dan depresi.

Dalam kondisi seperti ini, manusia butuh relaksasi atau melepas ketegangan. Terapi tertawa bisa dijadikan solusi. Tertawa simbol harapan dan kebutuhan terbesar dalam hidup.

“Anda tidak bisa menganggap remeh bagaimana tertawa menyembuhkan dan memberi harapan. Terapi tertawa salah satu program kegiatan Rumah Amalia untuk anak-anak dan masyarakat. Terapi ini memudarkan stres akibat kabar kematian, bertambahnya jumlah korban, hingga ketakutan lain. Saat tertawa, tubuh mengeluarkan hormon yang menenangkan dan menimbulkan bahagia,” urai Agus.

Manfaat lain tertawa, menurut Agus, organ tubuh bekerja lebih baik. Dikutip dari Help Guide, riset menunjukkan, tertawa memperkuat sistem kekebalan tubuh, meningkatkan suasana hati, mengurangi rasa sakit, dan meredakan stres.

“Terapi tertawa bisa dilakukan dengan berbagi cerita lucu bersama keluarga secara langsung. Dapat pula dengan menghubungi teman via video call atau WhatsApp. Menonton televisi atau cuplikan video lucu media sosial,” pungkasnya.

Penulis : Adi Adrian
Editor: Adi Adrian
Berita Terkait