Awas, Gaya Hidup Kurang Gerak Bikin Risiko 8 Penyakit Ini Membesar
TABLOIDBINTANG.COM - Wabah Covid-19 yang mendarat di Indonesia sejak Maret 2020 hingga kini belum tertangani dengan optimal. Masyarakat diminta beraktivitas di rumah untuk menahan laju kasus infeksi baru. Termasuk, olahraga.
Alhasil sepanjang tahun ini, nyaris tidak ada kegiatan lari atau maraton bareng seperti tahun lalu. Tak perlu kecewa, karena tahun ini ada virtual run yang dihelat Herbalife Nutrition. Ini merupakan bagian dari kampanye “Get Moving With Good Nutrition” sekaligus merayakan ulang tahunnya yang ke-40.
Lari virtual dimulai pada 1 hingga 30 November 2020. Program ini diharapkan menginspirasi masyarakat untuk rajin beraktivitas fisik bersama orang tersayang. Herbalife Nutrition 40th Anniversary Virtual Run memfiturkan sejumlah jarak tempuh yakni 4 km, 24 km, dan 40 km. Ada pula kategori beregu jarak 24 km, 40 km, 60 km, 80 km, dan 100 km.
Tak sekadar lari, peserta juga punya kesempatan berdonasi sekarela untuk program CASA Herbalife lewat Herbalife Nutrition Foundation. Senior Director and Country General Manager Herbalife Nutrition Indonesia, Andam Dewi, mengingatkan pentingnya bergerak aktif selama pandemi.
“Setelah berbulan-bulan di rumah, Pembatasan Sosial Berskala Besar, ini saat yang tepat bagi kita bergerak untuk mempertahankan kesehatan. Kampanye Get Moving With Good Nutrition mendorong Anda menerapkan gaya hidup aktif dan sehat setelah lama terhalang pandemi,” terang Andam lewat siaran pers yang kami terima pekan ini. Selain virtual run, ada e-Wellness Tour dan senam daring. “Semua aktivitas tersebut kami rancang untuk memulai kembali nutrisi positif serta kebiasaan hidup sehat dan aktif,” imbuhnya.
Andam juga mengingatkan pentingnya gaya hidup aktif untuk menekan risiko sejumlah penyakit. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kurang gerak (sedentary lifestyle) dalam jangka panjang berdampak serius pada kesehatan seseorang. Gaya hidup ini tak hanya menyebabkan risiko penyakit kardiovaskular, diabetes, dan obesitas tetapi juga meningkatkan risiko kanker usus besar, hipertensi, osteoporosis, depresi, dan kecemasan.