Penting Diketahui, Ini Penyebab Vagina Kendur dan Cara Mengatasinya
TABLOIDBINTANG.COM - Setiap manusia menua. Penuaan itu terjadi di seluruh tubuh termasuk organ intim, vagina. Makin lama, vagina mengendur. Selain usia, pengenduran vagina dipicu masalah hormon, kehamilan, obesitas, trauma karena persalinan normal, batuk kronis, mengangkat beban, dan olahraga berat. Kendurnya otot vagina tidak memiliki gejala spesifik. Bagaimana mencegahnya?
Vagina Seperti Karet
dr. Rikka Mulya Wirman, SpOG menjelaskan, kendurnya vagina dipicu oleh kerusakan dan menyusutnya jumlah kolagen di organ intim. Kolagen adalah protein penyusun tubuh yang ada di berbagai jaringan tubuh khususnya kulit mengingat 70 persen kolagen berada di kulit. Fungsinya, menopang dan menjaga agar kulit tetap kencang. Rikka mengingatkan, penuaan mulai terjadi di usia 25 tahun. Sejak itu, setiap tahun jumlah kolagen menyusut sebesar 1 sampai 1,5 persen.
“Termasuk kolagen yang menyusun kulit organ intim. Jumlah penyusutan meningkat saat Anda memasuki fase menopause. Patut diingat, melahirkan normal juga memicu kerusakan kolagen di sekitar vagina,” terang Rikka.
Hal tersebut dibenarkan dr. Nina Martini Somad, SpOG. Persalinan alami mengendurkan otot vagina hingga panggul. Bayangkan, liang vagina sekecil itu dilewati kepala bayi berdiameter 9 cm dan tubuh si kecil, kemudian mengecil lagi. Liang vagina, kata Nina, seperti karet.
“Ia seperti karet yang direntang kemudian dikembalikan. Ukurannya tidak akan sama lagi. Jika ia bersalin beberapa kali, maka pengenduran otot vagina makin menjadi. Saat bersalin, jaringan yang menyokong vagina juga kendur. Saya menemui beberapa kasus rahim ibu menurun karena berkali-kali bersalin. Itu yang disebut prolaps uteri. Awam menyebutnya turun berok. Rasanya tidak sakit, tahu-tahu rahim sudah berada di luar vagina,” Nina menukas.
Ujung-ujungnya, pasien menjalani operasi pengangkatan rahim. Saat rahim diangkat, ukuran vagina memendek sehingga memicu masalah saat bersanggama dengan suami. Sama seperti turun berok, kendurnya vagina tak disertai gejala spesifik. Yang merasakan, suami ketika bersanggama. Masalahnya, beranikah suami menyampaikan ini? Jika berani, siapkah istri menerima komplain?
Kegel dan Vaginal Rejuvenation
Karenanya, setelah bersalin dan melewati nifas, Nina menyarankan ibu berolahraga. Senam kegel salah satu yang direkomendasikan. Kegel bukan hanya untuk mengencangkan vagina usai bersalin. Ia melancarkan sirkulasi darah dan membantu pemulihan pascapersalinan. Selain kegel, Nina menyarankan para ibu mengikuti senam body language dan yoga.
“Untuk melatih otot di sekitar vagina, Anda juga bisa melakukan gerakan memasukkan jari yang sudah dibersihkan dan dilapisi sarung tangan ke liang vagina. Kemudian, kerutkan vagina sehingga jari Anda terasa seperti dijepit. Jika memungkinkan, lakukan gerakan ini beberapa kali seminggu selama 10 menit,” urai dokter pendiri Klinik Amaryllis Bekasi.
Latihan menjepit secara rutin penting mengingat sepanjang hidup, wanita melewati banyak fase. Selain bersalin dan menyusui, menopause fase yang patut diwaspadai. Saat menopause, jumlah hormon estrogen menurun drastis. Dampaknya, otot uretra mengendur sehingga Anda tidak bisa menahan pipis. Itu sebabnya, setelah menopause perempuan kerap mengompol. Belakangan, dunia kedokteran menawarkan teknologi vaginal rejuvenation untuk meremajakan otot vagina.
Vaginal rejuvenation bekerja dengan merangsang kolagen di sekitar vagina. Nina menyebut sejumlah rumah sakit ibu dan anak di kota-kota besar mulai melengkapi layanan mereka dengan vaginal rejuvenation. Nina mengingatkan sebelum menjalani perawatan ini, Anda mesti konsultasi dengan dokter. Dokter akan mengecek kondisi vagina Anda dengan papsmear untuk meyakinkan bahwa rahim normal dan dindingnya tidak kena infeksi dan keputihan.
“Vaginal rejuvenation menggunakan laser, tidak sakit, tidak perlu anastesi, prosesnya hanya 10 menit. Alat yang memancarkan laser dimasukkan ke liang vagina, diputar 360 derajat sedalam 1 cm, kemudian dikeluarkan perlahan agar seluruh permukaan kulit vagina terkena sinar. Tujuannya menumbuhkan sel-sel baru dan kolagen. Tiga hari kemudian, Anda boleh berhubungan lagi dengan suami,” ulas Nina yang juga praktik di Rumah Sakit Hermina, Bekasi.