5 Hal yang Membuat Seorang Wanita Tak Percaya Diri saat Melakukan Hubungan Intim
TABLOIDBINTANG.COM - Terkadang beberapa faktor menyebabkan seorang wanita tidak percaya diri bahkan takut melakukan hubungan suami-istri.
Sebelum persoalan ini menjadi batu sandungan dalam hubungan rumah tangga, ada baiknya Anda menyimak beberapa solusi berikut seperti dilansir dari HerWorld:
1. Citra tubuh (body image) yang negatif
Menurut seksolog klinis Martha Lee, wanita yang memiliki citra tubuh negatif (misalnya merasa kurang sensual usai melahirkan atau akibat penambahan berat badan) cenderung menyangkal perasaan atau menghindari aktivitas hubungan intim.
Solusi: Buang jauh-jauh pikiran bahwa Anda wajib memiliki bentuk tubuh tertentu untuk berhubungan suami-istri. Jika tidak suka melihat bentuk tubuh, Anda bisa menyiasatinya dengan menggunakan lilin atau mengecilkan lampu ketika berhubungan suami-istri.
2. Perubahan hormon
Kehamilan, penuaan, stres, ataupun menderita penyakit tertentu bisa menimbulkan ketidakseimbangan hormon. Akibatnya, hasrat seksual menurun dan mengurangi rasa percaya diri Anda.
Solusi: Konsultasikan dengan ahli endokrinologi untuk mengatasi ketidakseimbangan hormon yang terjadi. Anda bisa mendiskusikannya dengan pasangan untuk mencari solusi bersama dan menjalin intimasi.
3. Rasa lelah
Kurang tidur atau kerja terlalu berat bisa membuat energi menurun sehingga Anda kehilangan gairah.
Solusi: Konsumsi makanan atau suplemen yang bisa meningkatkan energi. Jika Anda sering merasa lelah di malam hari, Anda bisa melakukan hubungan suami-istri pada pagi hari.
4. Konflik dengan pasangan
Menurut Martha sulit untuk melakukan hubungan suami-istri jika Anda memiliki konflik dengan pasangan atau merasa tidak puas dengan hubungan yang dijalani.
Solusi: Segera bicarakan hal tersebut dengan pasangan dan cari solusi bersama.
5. Rasa sakit pada organ kewanitaan
Terdapat tiga jenis rasa sakit pada organ kewanitaan yang bisa memengaruhi kehidupan intim Anda, menurut Martha.
Solusi: Selain berkonsultasi dengan tenaga medis, Anda bisa menghubungi terapis seks dan psikoterapis. Jangan lupa melibatkan pasangan dalam konsultasi ini.