Apa Saja Sebaiknya yang Menjadi Kriteria Sekolah Terbaik untuk Anak?
TABLOIDBINTANG.COM - Guru pertama dan terbaik bagi anak adalah orang tua. Sekolah pertama dan terbaik bagi anak adalah keluarga. Jika prinsip tersebut tetap menjadi “pegangan teguh” para orang tua, maka tidak ada lagi alasan bingung mencari sekolah yang baik untuk anak.
Akan tetapi, keterbatasan orang tua dalam menjadikan dirinya sebagai guru dan keluarga sebagai sekolah terbaik, membuat orang tua harus mencari sekolah terbaik lainnya untuk anak.
Lalu, apa saja yang sebaiknya menjadi kriteria sekolah terbaik untuk anak?
1. Sekolah favorit
Jangan terjebak dengan istilah “sekolah favorit”. Sekolah favorit seharusnya adalah sekolah yang mampu menerima atau menampung siswa dengan segala macam latar belakang dan potensi yang kemudian dididik serta dibimbing sampai berhasil lulus dengan hasil memuaskan.
Nyatanya, banyak predikat “sekolah favorit” diberikan kepada sekolah yang sejak awal memang hanya menyaring siswa terbaik.
2. “The right man on the right place”
Menempatkan orang atau individu yang tepat di posisi atau tempat yang tepat. Tentu dengan tujuan agar potensi apapun yang dimiliki anak menjadi maksimal sehingga mampu berprestasi.
(Hampir) semua sekolah baik. Apalagi dengan keberagaman pilihan yang ditawarkan, seperti sekolah alam, sekolah berbasis religi, sekolah internasional, dan lain-lain. Maka orangtua harus memahami kurikulum, cara pengajaran, lingkungan, standar penilaian, standar kelulusan, dan sebagainya. Lalu formulasikan dengan kebutuhan anak sesuai potensinya (salah satunya dapat diketahui lewat psikotes). Dengan demikian tidak ada lagi orangtua yang memilih berdasarkan kemauannya semata, apalagi karena “orang lain” (gengsi, kemewahan atau gaya-gayaan).
3. Sekolah terbaik adalah sekolah terdekat dari rumah
Karena sekolah yang dekat dengan tempat tinggal itulah sebaik-baiknya sekolah, guru dan lingkungan bagi anak.
Jika jarak antara sekolah dan rumah terlalu jauh, akan banyak menimbulkan dampak negatif, seperti kelelahan, keamanan dan lingkungan yang sulit diprediksi.
4. Anak adalah subjek, maka jangan jadikan sebagai objek
Penting untuk menghargai pendapat, pemikiran dan keinginan anak, terutama mereka yang secara usia memang sudah bisa, sudah biasa atau mampu menyatakan keinginan atau pendapatnya. Ajak anak dan libatkan mereka untuk bertanya, mencari informasi dari pihak sekolah tentang cara pembelajaran, lingkungan, aturan, standar kelulusan, dan lain-lain.
Jika sekolah yang dipilih orangtua juga pilihan anak, maka sekolah akan jadi sesuatu yang menyenangkan bagi anak. Kalau sudah begitu, prestasi pun menanti.