Perlu Diketahui Suami, Ini Kalimat Ajaib Istri Gejala Depresi Pasca Melahirkan
TABLOIDBINTANG.COM - Postpartum depression atau depresi pasca melahirkan menjadi ancaman yang paling sering mengintai para ibu yang baru melahirkan. Menurut Asosiasi Psikologis Amerika, satu dari tujuh ibu mengalami depresi pasca melahirkan. Ini sebabnya para suami diharapkan untuk selalu waspada terhadap gejala-gejala depresi pasca melahirkan.
Sayangnya banyak orang yang tidak mempersiapkan diri menghadapi depresi pasca melahirkan sehingga tidak menyadari gejala-gejala yang muncul. Padahal mempelajari gejala depresi pasca melahirkan sama pentingnya dengan belajar cara memandikan atau mengganti popok bayi, lo!
Gejala depresi pasca melahirkan sebenarnya sudah bisa diwaspadai sejak ibu masih mengandung. “Kecemasan berlebihan atau depresi selama kehamilan sering kali menjadi faktor risiko depresi pasca melahirkan,” ungkap Dr. Venus Mahmoodi, psikolog dari Seleni Institute, organisasi nirlaba yang berdedikasi untuk membantu dan mengatasi masalah kesehatan mental individu dan keluarga yang berbasis di New York, AS. “Perfeksionisme juga menjadi faktor risiko,” lanjutnya.
Para ibu yang sangat menuntut kesempurnaan lebih mudah merasa kecewa, marah, khawatir, dan sedih ketika banyak hal terjadi di luar harapan dan rencana mereka setelah melahirkan bayinya.
Venus Mahmoodi mengatakan bahwa depresi pasca melahirkan umumnya bisa dideteksi di tiga hingga enam bulan pertama pasca melahirkan. Ketika menyadari sang istri kerap melontarkan kata-kata aneh di kurun waktu tersebut, para suami harus segera bersiap mengambil langkah untuk mengatasinya. Namun, kata-kata aneh seperti apa yang perlu diwaspadai?
“Jika (istri) berbicara tentang tidak bisa menjadi ibu yang baik, merasa sang bayi seperti tidak menyukai ibunya atau sebaliknya, dan dia tidak bisa mengurus bayi dengan benar, maka itu adalah pertanda bahwa pasangan Anda mengalami depresi pasca melahirkan,” Venus Mahmoodi memperingatkan.
Pertanda lain yang menunjukkan gejala depresi pasca melahirkan antara lain jika istri Anda terus berpikir untuk meninggalkan rumah karena merasa bayinya akan lebih baik jika ia tidak ada, tidur dalam waktu lama tanpa memikirkan sang bayi atau tidak bisa tidur, terlalu banyak makan atau tidak mau makan sama sekali, atau merasa benci kepada sang bayi.
( riz / ray )