8 Cara Mendidik Anak Agar Bersikap Sopan dan Hormat

aura.co.id | 20 April 2020 | 04:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Memiliki anak yang santun dan menghormati orang lain tentunya dambaan orang tua. Namun tak bisa dipungkiri, tingkah anak-anak terkadang sungguh di luar harapan. Kadang menurut dan manis, di waktu lain bisa saja anak bertingkah nakal, tidak sopan, dan tidak menghormati orang lain. Terkadang, sikap mereka seperti disengaja memancing amarah orang tua. Jangan khawatir, itu normal.

"Mereka senang menguji batas kekuasaan mereka," ujar Jane Nelsen, spesialis pendidikan dan bagian dari tim penulis buku Positive Discipline A-Z. "Sejujurnya saya malah mengkhawatirkan anak-anak yang tidak melakukan itu," lanjutnya.

Selain kebutuhan menguji batas kekuasaan, anak-anak juga butuh mempelajari pentingnya menghormati orang lain –dan itu harus dimulai di rumah.

Beri contoh

Anak adalah peniru ulung. Apa yang dilihat, itulah yang akan dilakukannya. Jangan memerintah anak bersikap hormat sementara Anda tidak menghormati anak. Memaksa anak menghormati Anda hanya akan menimbulkan rasa takut, bukan hormat.

"Kami bingung karena sering kali, pendidikan kita membuat kita menyamakan hormat dengan ketakutan," kata Jerry Wyckoff, psikolog dan tim penulis buku Twenty Teachable Virtues. Sebaliknya, mulailah mendengarkan keinginan anak. Hormati pendapatnya. Ketika berbicara dengannya, tatap matanya dan tunjukkan Anda antusias dengan apa yang dibicarakannya.

Ajarkan "tiga kata ajaib"
    
Ajarkan anak untuk memahami dan mengatakan "tolong", "maaf", dan "terima kasih" secara  tepat dan ingatkan bila mereka lupa. Katakan pula, Anda lebih suka membantunya ketika dia bersikap sopan dan bahwa Anda tidak suka kalau ia memerintah dengan nada kasar.

Sekali lagi, memberi contoh anak bersikap sopan lebih baik daripada memaksanya. Katakan "tolong" dan "terima kasih" kepada anak Anda (dan orang lain) dan dia akan belajar bahwa frasa-frasa itu adalah bagian dari komunikasi normal, baik di dalam keluarga maupun di depan umum.

Hindari reaksi berlebihan

Ketika mendapati anak berkata kasar, bersikap tidak sopan, berteriak, dan melawan perintah Anda, jangan tunjukkan reaksi berlebihan. Jangan memaki, berkata kasar, apalagi main tangan. Terkadang anak sengaja memprovokasi dan memancing emosi sehingga ketika Anda marah ia justru menikmati "kemenangan".

Sebaliknya, tataplah wajahnya dan berikan nasihat dengan tenang namun tegas. "Jangan seperti itu. Saat menginginkan Ibu membantumu, mintalah dengan baik. Ibu pasti membantumu," misalnya.

Pahami perbedaan pendapat
    
Hidup akan lebih mudah jika anak-anak selalu menuruti semua perintah dengan senang, tapi itu tidak realistis. Yang harus dipahami, ketika anak melawan perintah Anda, ingatlah, anak Anda bukan sedang berusaha melawan, namun mereka individu yang memiliki pendapat sendiri. Yang harus dibenahi, bila mereka mengungkapkan perbedaan pendapatnya dengan kasar. Ajarkan mereka untuk mengekspresikan keinginan dengan kata-kata yang santun dan positif.

Baik tetapi tegas
    
Salah satu cara terbaik untuk menerapkan sikap hormat adalah dengan bersikap baik dan berlaku tegas dalam setiap disiplin yang diterapkan. “Bersikap baik akan mencerminkan sikap hormat terhadap anak dan berlaku tegas menunjukkan rasa hormat terhadap apa yang perlu dilakukan” bilang Nelsen.

Bicarakan nanti

Ketika anak bersikap tidak baik, terkadang Anda tidak perlu langsung membahasnya saat itu juga. Cari waktu dan tempat yang tepat. Hindari membeberkan kesalahan anak di depan banyak orang karena itu akan mempermalukan dan menurunkan harga dirinya. Pilihlah tempat yang sepi, ketika anak mulai tenang dan bisa menerima semua nasihat dengan baik.

Bicarakan kesalahan yang telah dilakukan sebelumnya. Jangan terkesan mengungkit kesalahan dan menghakimi, melainkan mengevaluasi dan memberi nasihat. Dalam situasi yang tenang dan nyaman, anak akan lebih mudah memahami

Berikan pujian
    
Buatlah anak senang dan bangga bersikap sopan dengan memberikan pujian atas setiap perbuatan baiknya. Berikan pujian yang spesifik, sesuai kebaikan yang baru diperbuatnya. Misalnya, "Terima kasih sudah mengatakan 'tolong' saat meminta Ibu mengambilkan makanan."

Katakan dengan eksplisit, maka anak akan cepat menyadari bahwa setiap usahanya berbuat baik akan membuahkan apresiasi.

 

Penulis : aura.co.id
Editor: aura.co.id
Berita Terkait