Apa Alasan Seseorang Menjelek-Jelekkan Mantan Pasangannya?
TABLOIDBINTANG.COM - Dua pekan terakhir ini netizen ramai membicarakan celotehan Galih Ginanjar di akun YouTube Rey Utami dan Pablo Putra Benoa yang berlabel Mulut Sampah. Galih Ginanjar dianggap berkomentar agak keterlaluan soal mantan istrinya Fairuz A, Rafiq dalam segmen Mulut Sampah. Ia menyebut tubuh mantan istrinya itu beraroma tak sedap, bahkan dikatakan salah satu organ tubuhnya berbau seperti ikan asin.
Komentar ini tentu saja sampai di telinga Fairuz A Rafiq dan menyakiti hatinya. Dalam salah satu acara gelar wicara di sebuah stasiun TV, Fairuz didampingi suaminya saat ini, Sonny Septian, sempat mengungkapkan perasaannya yang tersakiti dan menangis. Pertanyaannya, kenapa sih, sampai harus menjelekkan mantan istri seperti itu? Toh perceraian juga sudah lama berlalu. Galih Ginanjar dan Fairuz A. Rafiq tercatat bercerai pada 2014. Kini masing-masing juga sudah memiliki pasangan.
Lalu untuk apa mengumbar-umbar aroma tubuh mantan selepas 5 tahun bercerai? Well, apa pun bisa menjadi alasan dan khusus untuk hal ini, hanya Galih Ginanjar yang mengetahui. Tetapi secara umum, menurut relationship expert atau pakar hubungan Praney Anand dari India, ketika hubungan antar pasangan tak berakhir dengan baik, atau meninggalkan ganjalan, kecenderungannya, salah satu pihak bukan tak mungkin, bisa berkata negatif tentang mantan pasangannya atau bahkan keduanya bisa saling menjelekkan. Beberapa artis luar negeri juga saling menjelekkan mantannya di ranah publik, pasca perceraian.
Alasan
Dorongan berkata-kata negatif tentang mantan bisa dipicu oleh apa saja, salah satunya adalah rasa tidak puas atau sekadar mencari perhatian. “Terkadang, orang yang tidak mampu menyelesaikan masalah pribadi mereka secara privat, akhirnya mengutarakan masalah atau unek-unek perasaan mereka ke publik. Meski ini bukan cara yang sehat,” bilang Praney.
Dengan terpaksa menceritakan aib mantan, menurut Praney, mereka berharap mendapatkan support juga dari publik. “Tentunya sikap ini tidak dibenarkan. Seharusnya, cukup pergi ke professional untuk mengutarakan ketidak puasan atau unek-unek.”
Solusi
Perceraian atau perpisahan, seringkali menggiring kita pada emosi negatif, kemarahan, dan rasa tidak puas tadi. Alih-alih mengumbar sisa-sisa amarah maupun ketidak puasan di wilayah publik, Praney menyarankan, cukup bicara ketidakpuasanmu pada lingkaran teman terdekat, yang mana juga tidak akan menghakimimu, atau bisa bersikap netral. “Beberapa orang lainnya, mungkin mengalihkannya dengan mengutrarakan isi hati dan pikiran melalui tulisan. Menulis diari, atau blog, misalnya. Jika kamu menulis di blog publik, cobalah tak usah menyertakan nama. Kamu bisa mengalihkan kemarahan, emosi negatif, menjadi sesuatu yang kreatif, lho, dan kamu tidak perlu menyakiti hati orang lain,” kata pakar percintaan Mary George Varghese dari India.
(val / ray)