Mom Shaming Bisa Timbulkan Depresi pada Ibu

Yuriantin | 11 November 2019 | 01:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Perilaku mengkritik seorang ibu dengan tujuan membuatnya malu atas keputusan yang berhubungan dengan pola asuh anak atau mom shaming kerap terjadi. Tindakan ini sering dianggap sepele. Nyatanya, mom shaming punya dampak besar terhadap kondisi psikologis ibu. Tak jarang, dampak ini berimbas pada pengasuhan anak.

Dampak Psikologis

Mom shaming bisa terjadi pada siapa saja. Pelakunya mulai dari orang terdekat hingga yang tidak kita kenal di media sosial. Penelitian tentang mom shaming pernah dilakukan Rumah Sakit Anak C.S. Mott di bawah naungan Universitas Michigan Amerika Serikat terhadap 475 ibu yang memiliki anak usia 0 sampai 5 tahun di AS. Penelitian yang dilakukan pada 2017 ini menyimpulkan 61 persen ibu pernah menerima kritik tentang cara pengasuhan mereka.

Kebanyakan pelakunya justru dari pihak keluarga, dari pasangan hingga orang tua maupun mertua. Masih menurut penelitian tersebut, 70 persen ibu dikritik terkait cara mendisiplinkan anak. Kritik tentang pola makan, pola tidur, keputusan menyusui langsung, keamanan, dan perawatan anak juga diterima para ibu ini. Kesimpulannya, kebanyakan ibu merasa tidak mendapat saran yang membangun dari orang lain dan lebih banyak disalahkan.

Hampir setengah dari para ibu ini mengaku kritik membuat mereka ragu akan pilihan pola asuh mereka. Perasaan tertekan para ibu korban mom shaming ini rentan berujung pada rasa cemas dan depresi. Apalagi, bila korbannya adalah para ibu baru yang masih berupaya menumbuhkan rasa percaya diri dalam mengasuh buah hati mereka.

“Kritikan ini kerap terbawa selama bertahun-tahun dan ini bisa memicu perilaku kimiawi otak yang abnormal. Ekspektasi budaya yang tinggi akan membuat rasa malu semakin kuat dan tertanam mendalam secara emosional serta akan lebih sulit dipulihkan,” beri tahu dokter medik bersertifikasi, Richard A. Honaker, MD, FAAFP, seraya menambahkan, mom shaming secara tidak langsung bisa memengaruhi tumbuh kembang anak.

Perwakilan Rumah Sakit Anak C.S. Mott, Anna Kauffman, menyebut membesarkan anak adalah waktu yang sangat menyenangkan dalam hidup, terutama pada tahun-tahun pertama. “Saat itulah para ibu harus membuat serangkaian pilihan setiap hari untuk anak mereka. Kritik bisa berdampak pada kemampuan ibu membuat keputusan penting. Kritik yang terjadi terus menerus bisa mengganggu kesehatan baik ibu maupun anak,” Anna mengingatkan.

Cara Mengatasi

Banyak alasan yang melatarbelakangi seseorang melakukan mom shaming. Psikolog sosial, Susan Newman, Ph.D. melalui artikelnya yang dipublikasikan di situs web Psychology Today memerinci beberapa faktor mengapa seseorang mengkritik keras seorang ibu. Ada yang hanya ingin menyombongkan diri seolah ia mengetahui segala hal tentang pengasuhan anak. Ada pula yang melakukannya karena penyesalan di masa lalu.

“Kebanyakan mom shaming merupakan cara seseorang menutupi rasa tidak aman atau rasa bersalah terhadap suatu hal yang mereka harap bisa ubah terkait pengasuhan anak,” ungkap Susan. Sedangkan, mom shaming yang dilakukan orang terdekat kemungkinan karena mereka ingin terlibat dalam mengasuh anak. Hal ini biasanya dilakukan para orang tua.

Untuk mengatasi mom shaming, Susan menganjurkan untuk tidak terpengaruh dengan gaya pengasuhan orang lain. Setiap ibu punya perjuangan masing-masing dalam merawat dan membesarkan anak. Sebagai ibu, Anda mengenal anak Anda lebih baik dibanding orang lain. Jadi, sikap percaya diri terhadap apa yang diyakini terbaik untuk Anda dan buah hati harus dimiliki.

Yang tidak kalah penting, sikap penerimaan diri. “Anda harus bisa menerima bahwa ada masanya Anda kewalahan. Tidak ada yang sempurna, hampir semua orang tua pernah melakukan kesalahan sekarang dan di masa yang akan datang,” imbuh Susan.

 

Penulis : Yuriantin
Editor: Yuriantin
Berita Terkait