8 Alasan yang Membuat Pria Berselingkuh
TABLOIDBINTANG.COM - Terkadang saat hubungan Anda dengan pasangan mengalami masa buruk, ujian lain menghadang. Salah satu yang terberat, saat dia tergoda wanita lain. Apa sebenarnya yang membuat kaum pria berselingkuh? Pasangan yang cerewet? Terganggunya hubungan seksual? Pelarian dari perasaan kesepian? Ya, ya, dan ya. Untuk menghindari terjadinya perselingkuhan (yang dilakukan pasangan), ada baiknya mengetahui apa yang membuat mereka terpeleset. Chelsea Kaplan, editor senior The Family Groove mengungkapkan hasil wawancaranya dengan beberapa lelaki yang mau berbagi soal alasan perselingkuhan yang pernah dilakukan. Manfaatkan ini agar perselingkuhan tak akan terjadi dalam kehidupan cinta Anda.
Alasan 1: Balas dendam
Motif ini mungkin saja digunakan pria yang merasa pernah dikhianati. Chris misalnya, yang mengaku pernah melakukannya. "Awalnya, gara-gara baca SMS di ponsel. Dia ternyata masih berhubungan dengan mantan pacarnya. Walau isinya nggak aneh-aneh, tetap saja saya marah. Malamnya, saya mabuk dengan teman-teman. Jadilah saya malah dekat dengan perempuan lain," beber Chris.
Alasan 2: Tidak ada ketertarikan fisik
Pengakuan David lain lagi. Sejak remaja, ia menyukai wanita (maaf) berdada besar. Herannya, ia malah pacaran dengan Anna, perempuan yang berdada rata. "Tapi dia memang menarik dalam segala hal, kecuali hal yang satu itu," cetus David. Setelah beberapa bulan menjalani hubungan, David terpikat perempuan lain yang secara fisik menarik hatinya. "Habis, dia melebihi Anna secara fisik dan lebih agresif. Siapa yang bisa menolaknya?" kilah David. "Setelah itu saya mencari cara untuk putus dengan Anna. Dan kejadian ini membuat saya sadar, fisik masih jadi pertimbangan utama saya mencari pacar."
Alasan 3: Pasangan sering bepergian
"Saya mengkhianatinya karena dia sering sekali bepergian." "Sama saja rasanya seperti nggak punya pacar. Saya kesepian, terutama pada malam di akhir pekan," aku Scott. Berawal dari sana, Scott mencari teman yang bisa mengisi hari-hari sepinya. Meski putus lantaran kepergok, satu pelajaran berharga yang membuat Scott sadar. "Saya nggak bisa punya pacar yang jarang ketemu, apalagi pacaran jarak jauh. Nggak deh."
Alasan 4: Melewatkan kesenangan
Konsekuensi dari pacaran jarak jauh adalah mengorbankan waktu akhir pekan bergantian. Hal ini dialami Tom yang pacaran dengan Mel, yang tinggal di kota berbeda. "Setelah menjalaninya berbulan-bulan, saya tahu berat sekali bisa terus mempertahankan hubungan. Bepergian hampir setiap minggu membuat saya sadar, betapa banyak perempuan cantik dan pintar di luar sana. Dan saya tersadar, dengan menghabiskan waktu bersama Mel membuat saya menyia-nyiakan kesempatan, seperti melewatkan waktu untuk bersenang-senang," paparnya. Seorang wanita membuat Tom akhirnya memutuskan hubungan dengan Mel. "Tidak adil bagi Mel kalau kami melanjutkan hubungan. Meski sakit, kami mencoba tetap berteman."
Alasan 5: Tak bisa mengejar ketertinggalan emosi
Maraknya pusat-pusat kebugaran menambah besar kemungkinan seseorang untuk menemukan pasangan lain. Brad mengalaminya saat berkenalan dengan Minnie. "Kami mengawali program dengan keluhan berat badan berlebihan. Kami sama-sama ingin menurunkan berat badan," buka Brad. Ia menjalani program dengan serius dan hasilnya pun langsung terlihat. Sebaliknya dengan Minnie. "Setelah berat turun, saya merasa sebagai orang yang baru. Perempuan yang tadinya enggan melirik, sekarang pasti menengok. Rasanya hebat. Sayang Minnie jadi depresi gara-gara beratnya tidak juga turun. Ia cepat cemburu." Sewaktu Minnie berada di luar kota, Brad bertemu perempuan lain -- juga di pusat kebugaran -- yang menarik hatinya. "Saya ingin berada dengan perempuan yang memahami apa yang saya jalani dalam hidup ini," ujar Brad memberikan alasan.
Alasan 6: Terlalu banyak bertengkar
Terlalu sering bertemu terkadang bisa memicu pertengkaran. Demikian yang menimpa Nathan. Hampir setiap kali bertemu, ia dan pacarnya selalu adu mulut. "Suasana yang terus menerus tegang membuat saya frustrasi. Berbeda saat bersama Nicole, gadis baru yang bekerja di kantor tempat saya bekerja," kata Nathan berdalih. "Sama-sama lembur, pulang kantor menjelang tengah malam malah diakhiri dengan mampir ke restoran 24 jam dan ngobrol santai dan menyenangkan. Untuk pertama kalinya, saya merasa bebas dan tanpa merasa bersalah," aku Nathan. "Perasaan tak bersalah itu yang membuka hati, bahwa saya tak lagi mencintainya. Akhirnya saya minta putus."
Alasan 7: Butuh percaya diri
"Saya pemalu dan merasa tak nyaman mendekati wanita. Suatu ketika, saya punya pacar yang sama pemalunya dengan saya. Hubungan kami baik walau pun tidak terlalu istimewa," aku Charlie yang merasa pilihan perempuan seperti itulah yang terbaik baginya. Sampai suatu saat, ia menghadiri konferensi di kota lain dan bertemu perempuan seksi dan menarik yang ternyata menyukainya! "Saya kaget, hal ini tak pernah terjadi sebelumnya. Dan seketika rasa percaya diri saya langsung meroket," lanjut Charlie. Meski Charlie tak pernah cerita, ia mengakhiri hubungannya dengan sang pacar beberapa bulan kemudian. Dengan wanita yang ditemuinya di konferensi, mereka tak pernah bertemu atau berhubungan lagi. "Tapi pengalaman itu memberi saya pelajaran, saya bisa berusaha tampil menarik di mata perempuan yang menyenangkan, cantik, dan seksi. Saya hanya perlu berusaha."
Alasan 8: Memenuhi fantasi
Punya kesempatan untuk membuktikan sesuatu yang awalnya hanya dianggap fantasi, ternyata bisa dimanfaatkan sebagian lelaki. Seperti yang dilakukan Mark. "Saya pernah mengkhianati pacar yang telah saya kencani 6 bulan. Penyebabnya, perempuan lain mendekati saya, padahal saya tahu ia punya hubungan dengan lelaki lain. Saya tahu ia tidak mungkin jadi pacar saya. Mungkin karena itu saya selingkuh dengannya. Rasanya seperti fantasi saya terwujud," kenang Mark. "Saya putus dengan pacar, dan sempat berhubungan dengan si perempuan ini. Sayang juga nggak bertahan. Kadangkala fantasi memang lebih baik ketimbang kenyataan!"