Pilih Mengakui atau Merahasiakan Perselingkuhan Anda?

aura.co.id | 3 Oktober 2020 | 19:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Dalam salah satu adegan film Mr. & Mrs. Smith yang dibintangi Brad Pitt dan Angelina Jolie, pasangan suami istri itu duduk di hadapan konselor perkawinan, mengutarakan masalah mereka. Mereka mengemukakan masalah yang dihadapi dengan kepala dingin dan kelihatan tenang. Tapi hal itu berbeda dengan apa yang terjadi di balik pintu terapis atau konselor perkawinan tadi. Ada saat-saat mereka bertengkar. Kadang si suami mengungkapkan kritikannya atas perlakuan sang istri. Sementara si istri tak banyak bicara, sampai kemudian menjatuhkan berita mengejutkan, bahwa ia berselingkuh.

Sang suami tentu saja terkejut. Dan selagi mereka membahas pengakuan istrinya, pasangan ini mulai bicara lebih terbuka ketimbang yang selama ini mereka lakukan. Pengakuan istri, menurut banyak peneliti perkawinan, malah bisa menjadi penyelamat perkawinan mereka. Mengapa?

Suami istri yang bermasalah dengan keterlibatan orang ketiga, mungkin akan mendapat banyak manfaat dari sesi terapi dengan konselor perkawinan. Asalkan pasangan yang berselingkuh mengakuinya, baik sebelum maupun selama terapi berlangsung. Dalam penelitian yang baru-baru ini dilakukan mengenai terapi perkawinan, lelaki dan perempuan yang berselingkuh dan merahasiakannya dari pasangan -tapi mungkin saja mengakuinya saat mengisi kuesioner tanpa nama-gagal membuat kemajuan setelah berbulan-bulan menjalani konseling. "Hasilnya akan mengecewakan," cetus David Atkins, profesor di Fuller School of Psychology, California.

Pada beberapa kasus, terapi mungkin tak berhasil karena salah satu pasangan tidak memiliki komitmen yang kuat untuk menyelesaikan masalah, apalagi menjalani prosesnya dengan sepenuh hati. Bahkan jika perselingkuhan ini sudah berakhir pun, merahasiakannya berarti memberikan indikasi kurangnya rasa percaya dan keterbukaan yang terus terjadi di antara mereka.

Sedikitnya 25 persen lelaki dan 15 persen perempuan pernah berselingkuh, itu menurut data yang dikutip majalah Psychology Today, edisi September/Oktober 2005. Kendati penelitian Atkins yang diterbitkan Journal of Consulting and Clinical Psychology masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan secara lebih besar, bisa dibilang penelitian inilah yang pertama kali menyebutkan pentingnya pengakuan dari yang bersangkutan. Dan hal ini memicu debat berkepanjangan di kalangan terapis. Apakah pengakuan (punya WIL atau PIL) menjadi satu-satunya cara menyelamatkan perkawinan?

Psikiater asal Atlanta Frank Pittman, yang juga menulis buku Private Lies, punya pendapat sendiri yang tak terpengaruh hasil penelitian Atkins. "Sangatlah sulit untuk menyelamatkan perkawinan di saat satu pihak berusaha menyembunyikan PIL/WIL di bawah tempat tidurnya," tegas Pittman. Si pelaku selingkuh tak bisa ikut serta sepenuhnya dalam menyelamatkan perkawinan selagi menahan (baca: merahasiakan) informasi yang ia yakini berbahaya jika ketahuan pasangannya.

Pittman mengungkapkan beberapa pengecualian pada aturan pengakuan punya selingkuh. "Istri selingkuh yang dikonfrontasi pada malam hari oleh suami yang mabuk dengan senjata api, mungkin saja malah berdusta," katanya. Tak mungkin ia mengaku secara jujur, malah runyam nantinya. Pittman skeptis terhadap orang yang memilih untuk tidak merasa perlu mengetahui perselingkuhan pasangannya. Mungkin maksudnya untuk tidak tersakiti akibat perbuatan pasangannya, tetapi mereka kehilangan kesempatan untuk membuka diskusi secara terbuka. Psikolog Janis A. Spring, penulis After the Affair, juga mendebat apa yang dikemukakan Atkins. Sebagian orang memang sebaiknya tidak tahu apakah pasangannya (pernah) selingkuh. Pengakuan mungkin saja memicu perasaan tidak aman dalam pasangan yang pernah punya masalah emosional di masa lalu.

Menurut Spring, keuntungan dari pengakuan yang jujur ini hasilnya sangat bervariasi pada beberapa pasangan. Dari pengalamannya sebagai psikolog yang mendalami soal perkawinan, Spring banyak mengetahui pasangan bahagia yang salah satunya merahasiakan apa yang pernah terjadi. "Apa yang paling penting adalah pasangan yang berselingkuh menyatakan alasan mengapa ia melakukannya," tegas Spring. Jika suami yang selingkuh menyukai keterbukaan dan bisa menampilkan kelemahan dirinya di hadapan WIL-nya, misalnya, cobalah si suami membawa kualitas dirinya yang seperti ini di depan istrinya yang sah.

Namun sepandai-pandainya menutupi, bau busuk suatu saat akan terungkap. Demikian pula halnya dengan perselingkuhan. Sebagian terapis seperti psikolog (alm) Shirley Glass, pionir yang pertama kali meneliti soal perselingkuhan, meyakini bahwa perkawinan akan lebih baik setelah pengakuan yang jujur secara sukarela ketimbang setelah tertangkap basah melakukan perselingkuhan. Jadi lebih baik jujur mengakuinya ketimbang ketahuan lebih dulu. Pada sebagian kasus lain, ada kemungkinan munculnya masalah medis. Perselingkuhan bisa menempatkan pasangan sah Anda ke dalam bahaya penyakit seksual menular.

Kapan si pasangan yang berselingkuh mengakui perbuatannya. Para pakar menganjurkan untuk berdiskusi secara terbuka dan dengan kepala dingin. Memang tidak mudah, tapi layak dilakukan mengingat bisa menyelamatkan perkawinan Anda. 

 

Penulis : aura.co.id
Editor: aura.co.id
Berita Terkait