10 Langkah Mengurangi Risiko Bercerai dalam Pernikahan
TABLOIDBINTANG.COM - Sewaktu Anda membayangkan keluarga bahagia, duduk di kantor pengacara dan membagi harta tentulah tidak menjadi bagian dari bayangan atau fantasi itu. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menghindari skenario terburuk. Jika Anda sudah bercerai, jangan kecewa. Pelajari saja untuk bekal hubungan Anda berikutnya. Untuk langgengnya pernikahan, coba ikuti pedoman yang diberikan Caroline Presno, EdD, PCC, psikoterapis sekaligus penulis buku Profiling Your Date: A Smart Woman's Guide to Evaluating Man.
1. Menikah setelah 2 tahun pacaran
Para peneliti mengatakan, jika masa pacaran cukup lama -- sekitar 2 tahun 4 bulan -- kemungkinan bercerai sangat kecil. Pasangan yang buru-buru menikah, juga pasangan yang memaksa menikah, punya risiko tinggi untuk bercerai. “Juga pasangan yang lamban (baca enggan) menikah cenderung cepat berpisah,” ujar Ted Huston, PhD.
2. Tinggal bersama? Pikirkan lagi deh
Tinggal bersama sebelum menikah sepertinya sudah lazim di luar sana. Konon itu bisa menjadi semacam “test-drive”. Padahal penelitian tidak mendukung anggapan ini. Pasangan yang tinggal bersama sebelum menikah justru memiliki peluang besar untuk bercerai.
3. Sabarlah hingga Anda sedikit lebih dewasa
Statistik menunjukkan, jika Anda menikah di atas usia 25 tahun, pernikahan Anda punya peluang lebih besar untuk bertahan.
4. Bicarakan masalah-masalah besar sebelum menikah
Berapa anak yang Anda inginkan? Bagaimana mengatasi masalah keuangan? Sangat penting untuk membicarakan masalah-masalah ini sebelum berbulan madu. Jika perlu ikuti konseling. Penelitian membuktikan, yang mampu melewati proses ini memiliki tingkat kepuasan pernikahan lebih tinggi dan lebih komit pada pasangan.
5. Boleh bertengkar, asal tidak mengarah pada “perang”
Pertengkarannya sendiri tak bisa dikaitkan dengan perceraian. Tapi cara Anda bertengkar, bisa dihubungkan dengan perceraian. Peneliti Gottman dan Levenson bilang, mereka bisa meramalkan perceraian hanya dengan melihat seberapa negatif pasangan itu bertengkar, interaksi positif atau seberapa konstruktif pasangan itu bertengkar. Yang harus dihindari saat bertengkar: mengkritik, mencela, membela diri, keukeuh bertahan meski sadar melakukan kekeliruan. Belajarlah mendinginkan suasana dengan humor dan/atau kata-kata yang menyejukkan.
6. Lakukan hal-hal menyenangkan bersama
Benar, Anda punya minat dan ketertarikan masing-masing. Tapi jika terlalu asyik, jangan-jangan Anda berdua menjalani dua kehidupan berbeda dan makin menjauh, misalnya setiap Sabtu berpisah untuk melakukan hobi masing-masing. Cobalah melakukan hobi yang bisa dinikmati bersama. Dan jangan lupa mencuri kesempatan untuk bermesraan seperti Anda tak punya waktu lain. Kemesraan seperti saling memijat atau berpelukan di sofa cara indah yang bisa sama-sama dinikmati dan membuat Anda berdua makin intim.
7. Berbagi tugas
Kalau salah satu pasangan melakoni pekerjaan rumah sementara yang lain bermalas-malasan, ini sama saja dengan menjalani resep bercerai.
8. Bersikap sopan satu sama lain, seperti pada orang asing
Tanyakan pada diri sendiri, “Apakah saya memperlakukan teman, kenalan, rekan kerja, bahkan orang asing lebih baik ketimbang memperlakukan pasangan?” Jangan ragu memberikan pujian dan ingat untuk mengatakan “terima kasih” atau dengan sopan meminta daripada memerintah atau mengeluh.
9. Punya masalah? Cari bantuan!
Apakah salah satu dari Anda menderita depresi? Atau masalah kecanduan? Atau mungkin selingkuh? Jika Anda tidak segera menyelesaikan masalah, sama saja dengan meningkatkan peluang bercerai. Jika perlu cari bantuan profesional.
10. Menikahi seseorang yang ingin menikah
Mungkin kelihatan jelas, atau malah tidak terlalu kentara karena banyak orang mengabaikannya. Kalau harus memohon, membujuk, memanipulasi, dan melontar ultimatum agar pasangan setuju menikahi Anda, berarti mungkin saja si dia belum terlalu kepengin untuk menikah. Kalau Anda pikir sesuatu akan berubah setelah ada cincin di jari, Anda keliru. Cari seseorang yang menginginkan hal yang sama.