Mengubah Rasa Iri kepada Hubungan Asmara Orang Lain Menjadi Rasa Bersyukur

aura.co.id | 12 Maret 2021 | 02:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Terapis pernikahan dan keluarga, sekaligus penulis buku “The New Sex Bible for Women”, Dr. Amie Harwick, Ph.d, MFT. mengingatkan, bahwa keindahan yang terpampang di media sosial belum tentu seindah kelihatannya, lo.

“Anda hanya melihat kebahagiaan pasangan lain lewat beberapa unggahan foto atau video. Sadarilah bahwa apa yang kita anggap benar atau ideal di media sosial,  belum tentu seideal kenyataannya,” terang Dr. Amie.

Terapis pernikahan dan keluarga sekaligus pendiri klinik terapis keluarga, Building Healthy Relationships, AS, Anita Astley, M.ED, LMFT.,  juga menambahkan, jangan berusaha menyamakan kehidupan asmara Anda dengan orang lain, karena setiap hubungan  punya kebutuhan dan ekspektasi yang berbeda-beda.

“Dalam sebuah hubungan, ketika kebutuhan  Anda dan pasangan tidak menemui titik temu, biasanya Anda melampiaskannya pada orang lain. Anda mulai mencemburui hubungan asmara orang lain yang terlihat lebih bahagia dan beruntung. Tapi ketika Anda dan pasangan mampu melengkapi kebutuhan kalian, maka Anda tidak akan mempedulikan kebahagiaan pasangan lain,” papar Anita. 

Daripada sibuk mencemburui hubungan asmara pasangan lain, lebih baik fokus mencari tahu apa yang salah dengan hubungan Anda dan pasangan. Apa yang membuat kalian merasa kurang puas satu sama lain? Lalu saling instropeksi diri dan mencoba mencari solusi terbaik bersama.  

Kemudian usahakanlah mengubah pola pikir Anda. Dalam hal ini mengubah rasa iri menjadi rasa bersyukur. Cobalah mengingat apa yang telah kalian  miliki bersama. Bersyukur dengan apa yang sudah dimiliki dan mengubah cara pandang dalam melihat sesuatu.

“Hanya karena hubungan seseorang tampak sempurna, bukan berarti Anda juga harus merasa sempurna dengan cara yang sama. Setiap hubungan punya waktunya masing-masing  untuk berkembang. Jangan hanya karena hubungan asmara teman lebih maju ketimbang Anda,  kemudian Anda jadi merasa kalah. Setiap orang punya zona waktu berbeda untuk merasakan kesempurnaan, begitu pula Anda. Ini bukan kompetisi atau perlombaan,” tutup Dr. Amie.

 

Penulis : aura.co.id
Editor: aura.co.id
Berita Terkait