4 Kiat Membangun Bisnis Bersama Pasangan

aura.co.id | 7 Juli 2020 | 10:00 WIB

Banyak yang mengatakan, bisnis dan keluarga harus dipisahkan. Membangun bisnis bersama pasangan bisa mengancam keseimbangan kehidupan pribadi. Padahal membangun
bisnis bersama pasangan tanpa merusak kehidupan pribadi sangat mungkin dilakukan. Begini caranya?

Prinsip membangun bisnis bersama pasangan sebenarnya sama saja dengan berkongsi dengan orang lain. Perbedaannya hanyalah kebetulan teman bisnis Anda juga
berstatus sebagai pasangan Anda. Psikolog Dr. Rose Mini Adi Prianto, M. Psi, mengatakan, membangun bisnis bersama pasangan bisa berjalan dengan baik apabila setiap pihak
menyadari porsi dan tugasnya masing-masing.

“Perlu disadari meski partner bisnis Anda adalah pasangan Anda, bisnis itu dibangun oleh dua orang yang berbeda. Jika terjadi kesalahpahaman bukan tidak mungkin akan
berdampak ke kehidupan pribadi ataupun ke bisnis yang dibangun,” ujar Psikolog yang akrab disapa Bunda Romi ini. Ini

TABLOIDBINTANG.COM - 1. Sepakati Tujuan Bersama

Hal pertama yang harus dilakukan ketika ingin membangun bisnis bersama pasangan adalah membicarakan tujuan, visi, misi, proses menjalankan, pembagian tugas, hingga
pembagian keuntungan. “Sebelum memulai bisnis bersama pasangan, bicarakan semua hal terkait bisnis tersebut dari A sampai Z agar dari awal semua hal menjadi jelas. Jika tidak, andai terjadi hal yang tidak diprediksi pasti akan keteteran menghadapinya. Setiap keputusan harus dirundingkan terlebih dahulu. Hal ini untuk menghindari kesalah pahaman,” ujar Bunda Romi.

2. Perlu Legalitas

Meski membangun bisnis bersama pasangan sendiri, Anda tetap harus membuat legalitas hitam di atas putih alias surat perjanjian. Hal itu untuk memperjelas tugas, pembagian
hasil, dan melindungi aset masing-masing. “Sebenarnya, legalitas menjadi penting ketika seseorang akan membangun bisnis bersama rekanan meski itu adalah pasangan atau keluarga sendiri. Kita tidak mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan. Jika terjadi perpecahan misalnya dan tidak bisa dimusyawarahkan, maka jalur hukum bisa membantu lewat surat perjanjian yang sudah dibuat sebelumnya. Pembagian keuntungan atau jika ada kerugian maka tindakan yang akan ditempuh mudah karena sudah ada di surat perjanjian itu,” paparnya.

3. Bersikap Profesional

Sikap profesional diperlukan meski rekanan bisnis itu adalah pasangan Anda sendiri. Anda dan pasangan harus bisa memilah antara urusan pekerjaan dan kehidupan pribadi. Tidak disarankan untuk mengambil keputusan bisnis berdasarkan suasana hati. “Tidak harus menerapkan hubungan profesional yang kaku misal dalam berbicara atau memperlakukan pasangan seolah dia adalah karyawan atau atasan,” sarannya.

4. Jangan Lupa Keluarga

Yang harus diperhatikan selanjutnya, menetapkan batas-batas antara bisnis dan keluarga. Jangan sampai kesibukan bisnis menyita terlalu banyak waktu Anda sehingga tugas mengurus pasangan dan keluarga terbengkalai. “Sekarang banyak wanita yang memilih membangun bisnis online karena pertimbangan waktu yang lebih fleksibel. Namun, pada kenyataannya justru waktu kerja mereka jadi tidak beraturan. Alhasil urusan keluarga terbengkalai dan awal dari pertikaian. Ingat, keluarga adalah yang utama.” Bunda Romi mengingatkan.

 

Penulis : aura.co.id
Editor: aura.co.id
Berita Terkait