Saat Pangeran William Diejek Penonton Satu Stadion Sepak Bola
TABLOIDBINTANG.COM - Pangeran William dicemooh penonton saat menghadiri final Piala FA di Stadion Wembley, Inggris, pada Sabtu (14/5) yang mempertemukan klub sepak bola Liverpool kontra Chelsea.
Para penonton mulai mencemooh saat Pangeran William diperkenalkan. Hal itu berlanjut saat Duke of Cambridge menyapa dan berjabat tangan dengan pemain dari kedua Chelsea dan Liverpool. Adapun kehadiran Pangeran William di sana merupakan bagian dari tugasnya sebagai anggota keluarga Kerajaan Inggris yang juga menjabat sebagai presiden Asosiasi Sepak Bola (FA), yang merupaka regulator utama pertandingan sepak bola profesional di Inggris Raya. Dengan sejarah lebih dari 150 tahun, Piala FA sering dianggap sebagai kompetisi sepak bola tertua di dunia.
Tak hanya Pangeran William, puluhan ribu penonton juga terdengar mencemooh saat lagu kebangsaan Inggris "God Save the Queen" dimainkan.
Melihat fenomena tersebut sejumlah netizen turun ke Twitter dengan berbagai reaksi. Beberapa mengungkapkan keterkejutannya, dengan mengaku belum pernah mendengar kejadian seperti itu. Sementara yang lain memberikan pujian karena sikap penonton yang tampaknya kritis terhadap keluarga kerajaan. "Ejekan yang mencengangkan di Wembley baik karena Pangeran William berjabat tangan dengan para pemain ditambah setelah Lagu Kebangsaan," tulis pengguna Twitter.
"Melihat semua orang menangis karena fans Liverpool mencemooh lagu kebangsaan sesuatu yang sangat baik. Sejujurnya kami senang melihat orang Inggris menangis," tuturnya.
Seperti dilansir outlet The Independent pada hari Sabtu kemarin, penonton Liverpool yang mencemooh hal-hal seperti lagu kebangsaan mungkin sebenarnya tidak mengejutkan. Tradisi tersebut ternyata sudah ada sejak sekitar 40 tahun yang lalu. Seperti dijelaskan oleh media tersebut, persepsi penduduk Liverpool tentang kepemimpinan dan kemapanan di Inggris yang lebih luas mulai memburuk pada awal 1980-an, ketika pemerintah konservatif Inggris dipandang menyebabkan penurunan tajam dalam status kota. Ada juga beberapa ketidakpuasan yang berkembang dengan kepemimpinan konservatif dalam dekade terakhir, dengan sejumlah pihak di Liverpool mempermasalahkan meningkatnya ketidaksetaraan dan penurunan jumlah bank makanan.