Coldplay: Dari Band Kampus, Hingga Menjadi Grup dengan Honor Termahal di Dunia
TABLOIDBINTANG.COM - Menginjak usia dua dekade, Coldplay membuat kejutan khusus. Salah satunya, dengan merilis film dokumenter A Head Full of Dreams di 2.000 bioskop pilihan di seluruh dunia, termasuk Indonesia, hanya di 14 November 2018.
Film ini mengisahkan perjalanan Coldplay dari grup musik yang dibentuk semasa kuliah hingga menjadi salah satu grup dengan bayaran termahal di dunia.
A Head Full of Dreams disutradarai oleh Mat Whitecross (41), sineas yang ikut membesut dokumenter grup musik Oasis berjudul Oasis: Supersonic (2016).
Perkenalan Mat dengan Chris Martin (vokal/piano), Jonny Buckland (gitar), Guy Berryman (bas), dan Will Champion (drum) terjadi sejak sama-sama mengenyam pendidikan di University College of London.
Sejak itu, Mat selalu mengabadikan perjalanan karier Coldplay. Mulai dari latihan musik pertama di asrama kampus sampai melahirkan sejumlah hit ternama.
Selain film dokumenter, grup beraliran rok ini meluncurkan film konser Live in Sao Paulo yang merupakan bagian dari tur “A Head Full of Dreams”, album live berisi 24 lagu yang direkam di Argentina, dan buku Life in Technicolor: A Celebration of Coldplay.
Buku ini ditulis oleh pencari bakat yang melihat penampilan pertama Coldplay, Debs Wild dan jurnalis musik, Malcolm Croft.
Di bagian pendahuluan buku, Debs melampirkan halaman buku hariannya. Kala itu, Debs untuk kali pertama menonton pertunjukan Coldplay di sebuah kafe di Manchester, Inggris.
“Suara mereka sangat bagus - sayang penampilan fisik mereka tidak,” tulis Debs pada 14 September 1998.
Debs merinci lebih detail penampilan fisik 4 personel Coldplay. “Sedikit lusuh. Dia (Chris) memiliki rambut keriting rapi dan behel pada giginya. Personel lainnya tidak tampak keren pula tapi mereka memiliki sesuatu, sesuatu yang spesial,” sambung Debs.
Usai merebut hati Debs, jalan kesuksesan Coldplay segera terbuka. Debs segera menggaet Phil Harvey (42) yang hingga kini menjadi manajer dan kerap disebut sebagai personel kelima Coldplay. Setelahnya, Coldplay meluncurkan 3 album mini yang berlanjut dengan rilisnya lagu hit "Yellow" (2000). Kemudian disusul dengan album perdana, Parachutes.