Anies Baswedan Sebut Diorama di Monas Sudah Ketinggalan Zaman

TEMPO | 6 Desember 2018 | 11:45 WIB

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan merevitalisasi Monumen Nasional (Monas) tahun depan. Revitalisasi dianggap perlu karena diaroma dalam Monas telah ketinggalan zaman. Padahal Monas menjadi ikon nasional bagi ibu kota negara.

“Itulah diorama tahun 1970-an. Dulu orang bikin diorama bisa begini, sekarang sudah bisa 3D (tiga dimensi), “ kata Anies Baswedan. Menurut Anies, dengan kecanggihan teknologi tiga dimensi, pengunjung Monas diharapkan bisa mendapatkan pengalaman audio-visual. “Kalau mau bikin diorama, sekarang sudah bisa muncul seperti reality, itu bagian dari revitalisasi.”
 
Revitalisasi Monas sangat diperlukan agar fungsi monumen itu lebih optimal. Anies mengatakan, saat ini pemanfaatan Monas hanya terbatas sebagai lapangan yang besar, tetapi minim dengan kegiatan masyarakat.  

Kepala Bidang Gedung Pemerintah Daerah Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan Pandita menuturkan revitalisasi Monas itu diperkirakan menelan biaya Rp 150 miliar. Nanti revitalisasi tidak akan merombak bentuk fisik dari monumen tersebut.  Sebab, kawasan Monas merupakan cagar budaya.

Pandita menjelaskan revitalisasi Monas akan didahului oleh adanya sayembara untuk desain renovasi monumen itu. Sayembara bertujuan agar revitalisasi itu melibatkan aspirasi masyarakat. Pandita berharap sayembara itu bisa segera dimulai sehingga revitalisasi Monas bisa segera dilakukan. “Setelah ada pemenang sayembara, lelang baru bisa dilaksanakan,” ujarnya.

Pemerintah DKI  telah melakukan pelbagai upaya agar pengunjung Monas terus meningkat. Salah satunya dengan menyuguhkan atraksi Air Mancur Menari. Pertunjukkan yang diresmikan pada 12 Agustus 2017 itu digelar setiap Sabtu dan Ahad pada pukul 19.30 dan 20.30 untuk secara gratis.

Selain itu, untuk menarik pengunjung Monas, pemerintah DKI juga menyediakan Bronto Skylift. Fasilitas itu bertujuan agar masyarakat yang kehabisan tiket naik ke puncak Monas bisa menikmati Monas dari ketinggian secara gratis dengan menggunakan Bronto Skylift milik Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan.  

Pada masa kepimpinan Gubernur Anies Baswedan ini, pemerintah DKI mengizinkan Monas dijadikan tempat untuk kegiatan keagamaan. Padahal sebelumnya,  kawasan Monas steril bagi aktivitas keagamaan maupun kebudayaan.   

TABLOIDBINTANG.COM - TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait