Soal Iklan yang Tuai Kritik, Sandiaga Uno dan Gerindra Buka Suara

TEMPO | 19 Desember 2018 | 23:00 WIB

Sandiaga Uno mengatakan tidak ada yang salah dengan iklan kampanyenya bersama Prabowo Subianto. Sandiaga menegaskan hal yang ingin disampaikan dari iklan tersebut ialah meningkatkan kesempatan kerja. "Nothing wrong with freelancing, freelancing itu halal dan mulia, tapi kita ingin pekerjaan memiliki dampak ekonomi yang lebih baik, oleh karena itu kita harus duduk bersama," kata Sandiaga Uno di Hotel Grand Cempaka, Senin, 17 Desember 2018.

Video yang berisi iklan kampanye Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno yang tersebar di sejumlah media sosial mendadak viral dan jadi bahan perbincangan netizen sejak akhir pekan lalu. Selain dianggap melecehkan profesi pekerja freelance, iklan itu dinilai menyinggung profesi arsitek. Dalam video itu digambarkan anak muda yang baru menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Teknik Arsitek. Di awal video diperlihatkan Prapurna S yang baru mengikuti prosesi wisuda dan foto bersama orang tuanya di sebuah studio foto. 

Narasi video itu mengatakan bahwa Prapurna optimistis dengan titel yang dimilikinya dan predikat Magna Cumlaude yang disandangnya bisa dengan mudah mencari pekerjaan. "Katanya kan lowongan banyak, jadi bisa kerja, kerja, kerja. Tinggal nunggu panggilan, deh," katanya di video itu. 

Tapi setelah mengirimkan banyak lamaran pekerjaan dan mendatangi wawancara kerja, Prapurna belum juga mendapat pekerjaan yang diidamkan. Hingga akhirnya sang ayah bertanya hasil pencarian kerja itu. Prapurna lalu banting setir dengan mencoba sekian banyak pekerjaan yang tak lagi sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Muai dari jasa antar, petugas bell boy, valet parking, hingga fotografer. "Sementara, kerja gini juga enak, kok. Gajinya juga oke," katanya.

Kenyataan ini tidak disetujui sang ayah. "Situasinya harus segera diubah. Gak bisa nunggu, gimana nanti. Sudah sekarang waktunya mikir, harus mikir. Sudah waktunya kita bergerak, untuk Indonesia adil makmur dengan Prabowo dan Sandi," kata si ayah.

Andre Rosiade, anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra menjelaskan, iklan tersebut merupakan gambaran harapan orang tua kepada anaknya. Dia mengatakan orang tua menyekolahkan anaknya untuk mendapatkan pekerjaan formal yang layak. Andre mengatakan, tidak ada yang salah dengan profesi pekerja lepas. Namun, perbedaan pekerjaan informal dan formal, katanya, ialah geliat perekonomian yang ditimbulkan. "Pak Jokowi tidak berhasil menciptakan lapangan pekerjaan formal," ujarnya saat dihubungi Tempo.

Video itu viral karena dinilai telah melecehkan profesi pekerja lepas atau freelancer. Salah satu netizen menilai video iklan itu tidak mendidik karena mengajak anak muda terus menjadi pencari kerja. Namun ada juga yang memuji video iklan Prabowo - Sandiaga Uno tersebut. Sebab, iklan tersebut berupaya mengatasi masalah lapangan pekerjaan.

TABLOIDBINTANG.COM - TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor: TEMPO
Berita Terkait