Ini yang Membuat Marzuki Kill The DJ Ngamuk Lagu Jogja Istimewa Diotak-Atik
TABLOIDBINTANG.COM - Marzuki Mohammad alias Kill The DJ melaporkan akun media sosial pendukung Prabowo-Sandi yang menyebarkan video lagu Jogja Istimewa yang telah diubah liriknya ke Polda DIY, Selasa 15 Januari 2019.
Marzuki Kill The DJ menuturkan, lagu Jogja Istimewa itu seperti lagu yang sangat sakral buatnya sendiri. “Lagu Jogja Istimewa itu bagi saya memiliki nilai historis luar biasa,” ujar Marzuki di sela menyambangi Polda DIY, Selasa, 15 Januari 2019. Kata Marzuki, lagu yang ia ciptakan pada 2010 silam itu seperti pelunasan utang rasanya kepada Yogya yang sangat ia cintai. “Jadi saya tidak akan mengingkari nilai dan spirit lagu itu hanya untuk kampanye politik,” ujarnya.
Meski pada 2014 silam mendukung pasangan Jokowi-Jusuf Kalla, namun Marzuki Kill The DJ sekali pun tak pernah mengotak-atik lagu itu untuk kepentingan politik. Jadi jika saat ini ada pihak yang mengubah lagu itu dan untuk kepentingan politik, ia sangat tidak terima.
Sebenarnya, kata Marzuki Kill The DJ, lagu itu awalnya tak ada hubungannya dengan tuntutan UU Keistimewaan. Lagu itu ia ciptaan 2010 silam setelah ia lama berkutat dan membaca buku-buku sejarah dan nilai Yogya, termasuk buku Tahta Untuk Rakyat yang menceritakan kepemimpinan Yogya semasa raja Keraton dipimpin Sri Sultan Hamengku Buwono IX. “Saya memang kagum sekali dengan Sultan HB IX, sampai tercipta lagu itu,” ujar pentolan grup Jogja Hip Hop Foundation itu.
Selain kepemimpinan Sultan HB IX, Marzuki Kill The DJ mengakui lagu Jogja Istimewa juga banyak terinpirasi dari kalimat-kalimat monumental yang pernah dilontarkan Presiden RI pertama Soekarno. Terutama ketika ibukota Indonesia dipindah dari Jakarta ke Yogyakarta tahun 1946 silam.
Marzuki Kill The DJ sudah lupa berapa lama waktu yang dia butuhkan untuk membuat lagu itu. “Nulisnya lagu itu sendiri cepet, satu hari jadi, tapi mengumpulkan idenya yang berapa lama saya tak ingat,” ujarnya. Marzuki menambahkan lagu Jogja Istimewa dirilis pasca Gunung Merapi di Yogya meletus hebat akhir 2010 silam. Kebetulan saat itu gerakan menuntut Keistimewaan Yogya juga tengah panas-panasnya.