Perubahan Produk WhatsApp untuk Mengurangi Misinformasi
TABLOIDBINTANG.COM - Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan WhatsApp menyelenggarakan sejumlah pelatihan literasi digital untuk perempuan di empat lokasi: Tangerang Selatan, Mamuju, Tomohon, dan Makassar. Pelatihan ini bertujuan untuk memberdayakan perempuan Indonesia dengan meningkatkan kemampuan literasi digitalnya untuk secara aktif melawan misinformasi di lingkungan mereka dalam rangka Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020.
Kerja sama antara UGM dengan WhatsApp dalam penyelenggaraan pelatihan literasi digital berangkat dari hasil riset tim peneliti UGM yang diketuai oleh Novi Kurnia, seorang dosen senior pada Departemen Ilmu Komunikasi di UGM. Proyek riset tersebut adalah studi pertama berskala besar mengenai bagaimana perempuan Indonesia menggunakan grup WhatsApp untuk mengarahkan kehidupan pribadi dan profesionalnya. Novi Kurnia dan timnya dipilih untuk melakukan riset tersebut sebagai bagian dari kompetisi riset Misinformation and Social Science Awards dari WhatsApp.
Riset dari UGM menemukan bahwa sebagian besar perempuan Indonesia menerima misinformasi melalui tiga jenis grup di WhatsApp, yaitu grup teman/alumni sekolah, grup keluarga, dan grup profesional. Topik misinformasinya meliputi isu terkait politik, gosip, agama, dan kesehatan. Riset tersebut menemukan bahwa mayoritas perempuan dalam grup memilih untuk diam mengenai misinformasi karena mereka tidak merasa nyaman atau kurang mengetahui cara yang tepat untuk menanggapi isu-isu tersebut secara efektif.
Perjalanan literasi digital di empat kota akan dimulai pada Juli 2020 dan akan fokus melatih perempuan berumur 23-58 tahun dari berbagai macam latar belakang, termasuk Pegawai Negeri Sipil (PNS), karyawati perusahaan swasta, guru, pengusaha, dan ibu rumah tangga. Pemilihan peserta dilihat dari keaktifan perempuan di komunitas dan juga pada grup WhatsApp.
“Memberdayakan masyarakat melalui edukasi adalah salah satu cara paling efektif untuk menangkal permasalahan misinformasi yang viral. Sebagai tambahan untuk edukasi, WhatsApp terus berupaya untuk berinvestasi dalam perubahan produk yang dirancang untuk menyelesaikan tantangan publik ini,” kata Clair Deevy, Direktur Kebijakan APAC, WhatsApp.
Perubahan Produk WhatsApp untuk Mengurangi Misinformasi
-Membatasi jumlah penerima pada fitur meneruskan pesan (forward) menjadi 5, yang terbukti dapat mengurangi jumlah pesan yang diteruskan dalam WhatsApp sebanyak 25%.
Menambahkan label ‘Diteruskan’ (Forwarded) berbentuk satu buah panah pada pesan yang telah diteruskan.
-Kami juga menambahkan label 'Banyak Diteruskan’ (Highly forwarded) berbentuk dua buah panah pada pesan yang telah diteruskan sebanyak lebih dari empat kali.
-Kami baru saja memperkenalkan pengaturan Privasi Grup yang memberikan semua pengguna kemampuan untuk mengontrol grup mana yang ingin mereka terima, dan menghindari pengguna untuk ditambahkan ke grup yang tidak diinginkan.