Semua Takut Tertular Virus Corona, tapi Mematuhi Protokol Kesehatan Itu Soal Lain

Redaksi | 20 Juli 2020 | 16:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Semua orang takut tertular virus Corona, apalagi sampai harus dirawat di rumah sakit dan berakibat fatal. Tapi untuk disiplin mematuhi protokol kesehatan, itu soal lain lagi. Semua orang tahu ada virus corona dan belum ada obat atau vaksin penangkal. Setiap hari pemerintah mengumumkan penambahan kasus positif covid-19 yang masih tinggi. Sampai kemarin, menurut laman WHO, 14 juta lebih orang sudah terinfeksi Corona di seluruh dunia dan 597.583 meninggal. Ajakan memakai masker, menjaga jarak, rajin mencuci tangan dengan sabun, terus digaungkan. Protokal kesehatan di era new normal terus dikampanyekan. Tapi seperti diberitakan media, banyak orang dengan santai keluar rumah tanpa memakai masker. Ada juga yang abai dengan terus menjaga kebiasaan berkerumun. Kalau ditanya apakah tak takut tertular virus Corona, jawabannya pasti takut. Tapi kenapa tak mau memakai masker dan menjaga jarak?

Semua perokok tahu bahaya merokok. Bahkan setiap kali membuka bungkusnya selalu diingatkan oleh gambar-gambar seram. Tapi apakah gambar seram di bungkus rokok bisa membuat orang berhenti atau setidaknya mengurangi? Tampaknya tidak. Memang tak semua perokok akan sakit. Banyak yang tetap sehat sampai usia tua dan tetap merokok. Celakanya atau untungnya, bahkan jauh sebelum era post thruth, kita cenderung memilih menerima kabar yang sesuai kebenaran yang kita yakini. Kabar banyak orang merokok tetap sehat sampai tua lebih dipercaya perokok dibanding fakta sebaliknya.

Sikap pasrah dan pada saat bersamaan memelihara keyakinan tak akan tertular, membuat beberapa orang tak peduli protokol kesehatan. Apalagi bila merasa berada di lingkungan yang dianggap aman, seperti keluarga, tetangga, rekan kerja atau komunitas. Fakta bahwa tak orang di lingkungan terdekat yang tertular makin menguatkan keyakinan itu. Bahaya tertular memang ada, tapi itu masih jauh. Kepasrahan dan keyakinan tak akan tertular ini pada akhirnya akan berbenturan dengan ketakutan mereka yang persepsi berbeda soal bahaya corona. Ini yang tak boleh dibiarkan. Imbauan saja tidak cukup. Ancaman sanksi dan denda juga belum tentu efektif.

Membuat orang lain disiplin lebih mudah dibanding mendisiplinkan diri sendiri. Meminta setiap orang mematuhi protokol kesehatan lebih gampang ketimbang menyeru pada diri sendiri. Melihat masih tingginya kasus Covid-19 dan protokol kesehatan masih banyak dilanggar, sudah waktunya mengerahkan orang-orang yang memiliki legitimasi kuat untuk ambil bagian mengampanyekan. Ajakan dari orang yang kita hormati dan percayai, pasti akan lebih mudah kita ikuti. Sebaliknya, kita pasti akan mengabaikan ajakan dari orang yang kita benci, bahkan kalau itu benar.

Penulis : Redaksi
Editor: Redaksi
Berita Terkait