Setelah ODP, PDP, OTG, Istilah Protokol Kesehatan Juga Perlu Diganti

Redaksi | 23 Juli 2020 | 22:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Jalanan mulai kembali macet, gedung-gedung perkantoran sudah ramai dengan lalu-lalang para karyawan, kehidupan di mal juga sudah berenyut lagi. Sekilas semua tampak sudah kembali normal. Sama seperti saat virus corona belum datang dan menguncangkan semua tatanan. Kalau pun ada sedikit yang berbeda, masker yang menghias hampir semua wajah dan petugas dengan alat pengukur suhu yang sebagian tampak mulai bosan. 

Virus Corona yang menakutkan seakan tak lagi membuat gentar. Masyarakat mulai beraktivitas setelah beberapa bulan di rumah saja. Virus Corona memang belum lenyap atau bahkan tak akan pernah pergi, tapi kehidupan tetap harus berjalan. Roda perekonomian tetap harus berputar. Para pencari nafkah punya kewajiban mengais rejeki agar dapur tetap ngebul. Bisa jadi ketakutan akan mengalami kesulitan keuangan, atau bahkan tak ada hidangan tersaji di meja makan, jauh lebih menakutkan. Memilih kesehatan atau masalah ekonomi, itu bukan pilihan, karena kita tak bisa hidup dengan salah satunya.

Semua orang ingin sehat dan pada saat bersamaan juga memiliki penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Sehat tapi tak punya penghasilan atau punya uang tapi sakit bukan alternatif yang akan dipilih siapapun. Tak ada orang waras yang akan memilih salah satu dan mengabaikan yang lain. Untuk sementara, protokol kesehatan dipilih sebagai jalan agar dua-duanya bisa diselamatkan. Masyarakat tak tertular virus corona dan roda perekonomian tetap bergerak. 

Beberapa waktu lalu Menteri Kesehatan melakukan perubahan terhadap penggunaan istilah operasional pengananan covid19. Istilah yang dipakai sebelumnya, yang terkesan menakutkan, seperti orang dalam pengawasan, pasien dalam pengawasan, orang tanpa gejala, diganti dengan kontak erat, kasus suspek dan kasus konfirmasi tanpa gejala. Istilah protokol kesehatan yang sekarang banyak dipakai agaknya juga perlu diganti karena yang ingin diselamatkan bukan hanya kesehatan, tapi juga perekonomian. Perlu ada istilah baru yang mencakup dua kepentingan pokok yang jadi prioritas: kesehatan dan perekonomian.

Istilah atau jargon segagah apapun sering kali berhenti sebagai istilah tanpa memiliki kekuatan sebagai penggerak. Tapi jargon yang tetap dan disepakati banyak pihak bukan tak mungkin punya kekuatan membuat perubahan. Dampak yang ditimbulkan sering lebih dahyat. Tak ada yang bisa memberi kepastian kapan virus corona akan benar-benar lenyap. Sambil menunggu saat itu tiba, aktivitas kehidupan tak mungkin bisa dihentikan. Justru karena tak ada metode siap pakai, sekarang kita membutuhkan panduan meneruskan hidup di tengah wabah virus corona. Semua orang ingin tetap sehat dan tetap beraktivitas memenuhi semua kewajiban.

Penulis : Redaksi
Editor: Redaksi
Berita Terkait