Heboh Fetish Mukena di Malang, Apakah Pelaku Perlu Bantuan Ahli dan Diterapi?

Redaksi | 23 Agustus 2021 | 14:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Perilaku fetish seperti terjadi dalam kehebohan fetish mukena di Malang, bisa terjadi pada individu yang berkembang secara normal. Diagnosis pada gangguan fetisistik biasanya hanya diberikan jika ada tekanan pribadi yang menyertai atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau area penting lain sebagai akibat dari perilaku fetish. 

Dikutip dari psychologytoday.com, objek pengidap gangguan fetish umumnya termasuk pakaian dalam, alas kaki, sarung tangan, barang karet, dan pakaian kulit. Mereka biasanya juga tertarik pada bagian tubuh yang tidak umum dalam perilaku seks normal, seperti kaki, jari kaki, dan rambut. 

Perilaku fetish yang memiliki hasrat seksual pada benda mati dapat dikategorikan menjadi dua jenis, fetish bentuk dan fetish media. Dalam fetish bentuk, bentuk objek itu penting, seperti sepatu hak tinggi atau celana dalam. Dalam fetish media, pelaku lebih tertarik pada  bahan objek, seperti sutra atau kulit. Fetisisme objek mati sering mengumpulkan objek yang mereka sukai.

Masih menurut psychologytoday.com, gangguan fetisistik jauh lebih umum terjadi pada pria daripada wanita. Tindakan seksual orang dengan gangguan fetisistik secara khas terfokus hampir secara eksklusif pada objek fetish atau bagian tubuh. Orang dewasa yang aktif secara seksual tanpa gangguan fetisistik—atau orang dewasa dengan fetish tertentu yang tidak menyebabkan mereka tertekan—mungkin pada berbagai waktu terangsang oleh bagian tubuh atau objek tertentu dan menjadikannya bagian dari interaksi seksual mereka dengan orang lain. 

Dalam banyak kasus, seseorang dengan gangguan fetish hanya dapat terangsang secara seksual dan mencapai orgasme ketika fetish digunakan. Dalam kasus lain, respons seksual dapat terjadi tanpa fetish, tapi pada tingkat yang berkurang, yang dapat menyebabkan rasa malu atau ketegangan hubungan.

Apakah terapi diperlukan bagi orang dengan perilaku fetish? Diagnosis atau bantuan ahli diperlukan jika dalam jangka waktu setidaknya enam bulan, orang tersebut memiliki fantasi, dorongan, atau perilaku berulang, intens, dan membangkitkan secara seksual yang melibatkan benda-benda mati (seperti pakaian dalam dan sepatu wanita), atau fokus yang sangat spesifik pada bagian tubuh nongenital.

Jika fantasi, dorongan seksual, atau perilaku menyebabkan penderitaan yang signifikan atau mengganggu fungsi sosial, pekerjaan, atau pribadi, mereka juga perlu bantuan ahli untuk mengatasi masalahnya.

Atau jika benda-benda fetish bukan barang pakaian yang digunakan dalam cross-dressing dan tidak dirancang untuk stimulasi genital.

Penulis : Redaksi
Editor: Redaksi
Berita Terkait