Kata Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia Soal Stok Obat Covid-19 untuk Hadapi Omicron
TABLOIDBINTANG.COM - Lonjakan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia sepekan terakhir mengkhawatirkan. Ini diulas dalam jumpa pers Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) soal “Cukupkah Obat-obatan untuk Hadapi Gelombang Ketiga Covid-19 di Indonesia?” di Jakarta, pada Jumat (25/2/2022). Penambahan kasus baru sempat melebihi 60 ribu per hari.
Akankah terjadi kekosongan obat Covid-19 pada Februari hingga Maret 2022 dan memicu kepanikan publik? Ketua GPFI Tirto Kusnadi menyebut, perusahaan farmasi yang tergabung dalam GPFI berkomitmen menjamin ketersediaan obat-obatan dan vitamin secara nasional.
Secara nasional, komitmen GPFI menjaga ketersediaan obat dalam menghadapi gelombang ketiga Covid-19 dengan melibatkan lebih dari 160 pabrik farmasi yang memproduksi sekitar 2.000 jenis zat obat. Dari sisi distribusi, lebih dari 1.600 pedagang besar farmasi dengan 600 cabang di Indonesia telah menyalurkan beragam obat ke 15 ribuan klinik dan Puskesmas, 3.000 rumah sakit, 17 ribuan apotek, serta sekitar 5.000 toko obat dan retailer lain.
“GPFI telah mengerahkan segala kemampuan sesuai kapasitas serta keahlian masing-masing anggota untuk percepatan riset dan pengembangan, proses produksi, distribusi, penguatan jaringan ritel apotek maupun pedagang besar farmasi. Ini dilakukan secara konsisten untuk memastikan ketersediaan obat Covid dan vitamin,” kata Tirto Kusnadi. GPFI yang menguasai 88 persen volume peredaran obat nasional mengimbau masyarakat tetap menerapkan 3M. Jika positif Covid-19 dengan gejala ringan, masyarakat diminta mengikuti panduan kesehatan dari lima asosiasi medis dengan berobat ke dokter atau via telemedicine.
“Fakta bahwa sampai saat ini, kita tidak mendengar kabar langkanya obat-obatan selama gelombang ketiga adalah prestasi dan hasil kolaborasi GPFI, Kementerian Kesehatan RI dan BPOM. Dengan ketersediaan obat dan vitamin, masyarakat bisa memperbaiki kualitas hidup karena cepat sembuh dan kembali beraktivitas untuk perbaikan ekonomi,” imbuhnya.