Dulu Ateis, Noe Letto Mengaku Mualaf setelah 'Ditampar' Syeikh di Kanada
TABLOIDBINTANG.COM - Sabrang Mowo Damar Panuluh atau Noe Letto mengaku sempat tak percaya Tuhan hingga akhirnya memilih untuk mualaf setelah melewati pemikiran panjang.
Soal keyakinannya itu diungkap Noe Letto saat berbincang dengan Habib Husein Jafar dalam Channel YouTube, Cahaya untuk Indonesia baru-baru ini.
Noe pernah berlogika tentang sesuatu yang dimiliki adalah miliknya. Hal tersebut tidak sejalan dengan pemahaman bahwa segala sesuatunya itu adalah milik Tuhan.
"Saya pernah ateis dengan sadar. Jalan logikanya gini, ada saya, ada milik saya. Ada perbedaan itu," katanya mengawali cerita, dikutip dari kanal YouTube Cahaya Untuk Indonesia, Rabu (21/4).
Putra Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun itu bercerita pada saat itu dirinya meyakini bahwa segala sesuatu yang ada padanya adalah miliknya. Ia sempat mempercayai bahwa Tuhan ada, tetapi tidak terkait dengan dirinya.
Saat itu, Noe juga belum berani mengucapkan dua kalimat syahadat. Karena baginya, mengucapkan dua kalimat syahadat adalah mempercayai adanya Tuhan.
"Saya aslinya belum bersyahadat. Saya hanya mengakuisisi, tidak bersaksi. Kalau syahadat sendiri kalimatnya bukan suruh percaya Tuhan, bukan percaya kanjeng Nabi. Suruh bersaksi, saksi itu (melihat) tidak (cuma) dengar, dengar," tutur Noe Letto.
Keraguan Noe Letto terhadap adanya Tuhan akhirnya terjawab saat tanpa sengaja ia diskusi dengan salah seorang syekh di Kanada. Noe Letto mengaku pada saat itu ia adalah seorang gelandangan yang tinggal di masjid demi bertahan hidup.
Setelah tinggal di sana dan sering bertemu dengan syekh tersebut, Noe Letto lalu tersadar usai mendapat jawaban tentang setan dari sang syekh.
"Saya bertanya, kalau setan berkembang biak, punya anak kemudian satu detik kiamat dan belum melakukan dosa apa pun, dia masuk neraka atau surga?," tanya Noe Letto penasaran.
"Kalau Tuhan memasukkan dia ke neraka, berati statement setan masuk neraka itu salah. Kalau setan itu masuk surga, namanya tidak adil. Karena belum melakukan kesalahan apa pun," tambah Noe Letto.
Mendengar pertanyaan Noe, Syekh itu oun menanyakan balik dari mana Noe tahu cara setan berkembang biak, Noe Letto mengatakan ia berasumsi kalau setan dilahirkan layaknya manusia berkembang biak. Sang Syekh kemudian memberi pandangan yang berbeda, yakni bagaimana bila Setan berkembang biak dengan cara membelah diri.
"Jadi makhluk yang baru pun melakukan dosa seperti makhluk sebelumnya. Wah ketampar saya di situ," kenang Noe.
Dari jawaban sang syekh akhirnya membuat Noe tersadar. Syekh tersebut diakui Noe bisa memberikan jawaban yang masuk akal tentang Islam dan beragama.
(pri)