Kisah Robby Tumewu Mendapat Penolakan dari Perusahaan Garmen Terkemuka
TABLOIDBINTANG.COM - Semasa hidupnya, Robby Tumewu menjalani berbagai profesi. Mulai dari aktor hingga desainer. Ternyata, ia pernah juga merancang program talk show televisi seputar fashion. Namun ketika ditawarkan, konsep acara itu mendapat penolakan.
“Talk show ini bicara perkembangan, isu dunia mode dengan bintang tamu. Termasuk tip tampil modis sehari-hari. Sudah dua stasiun TV saya hubungi. Mereka menolak. Alasannya, acara seperti ini hanya untuk kelas A dan B. Kelas C, D, E tidak bisa nyambung," katanya dalam wawancara dengan Tabloid Bintang Indonesia pada 2010 lalu
Mendengar jawaban pihak TV, Robby Tumewu mengelus dada. Menurutnya, fashion bukan hanya milik kalangan menengah ke atas. Wartawan, penjual jamu gendong, hingga tukang becak pun berhak tampil modis sesuai budget mereka.
Robby Tumewu juga pernah berencana menjalin kerja sama dengan perusahaan garmen terkemuka. Lagi-lagi ia mendapat penolakan. “Sayangnya, perusahaan ini tidak percaya diri dengan brand lokal. Bayangkan, selama ini kiprah para desainer Indonesia membuat mata dunia terbelalak. Tapi pabrik garmen negeri ini bukannya bangga dan menyokong kiprah para desainer tapi malah bangga jadi tukang jahit brand luar negeri nan kondang. Mereka bilang, busana rancangan desainer Indonesia aneh-aneh,” papar Robby Tumewu gemas.
Ia lalu mengajak para pengusaha garmen Indonesia mencontoh Singapura. Setiap kali perancang Negeri Singa menjuarai lomba, perusahaan garmen berlomba meminang sang juara. Itulah sebabnya industri (busana) Singapura melaju pesat. Kebal dihantam krisis finansial. “Perusahaan garmen negara kita mengambil aman jadi tukang jahit. Enggan menjadi pionir. Jadi pionir pasti ada risiko. Kerja sama memodifikasi karya lokal dengan desainer lokal enggak mau. Giliran batik diklaim negara tetangga, ngamuk-ngamuk. Maunya apa?” tanya lawan main Ferry Salim dalam Ca Bau Kan.
Robby Tumewu lantas berharap, pemerintah menyatukan pengusaha garmen, desainer, dan tekstil.
(bin)