Niat Awal Membantu Orang Tua, Honey Claire Sukses Jadi Selebgram
TABLOIDBINTANG.COM - Di usia yang masih relatif muda, Honey Claire telah meraih kesuksesan dalam karier. Wanita kelahiran 11 Mei 1992 itu kini dikenal sebagai selebgram, fotografer, model, dan business owner dari Honey Corporation, yakni sebuah perusahaan content creator digital.
Semuanya diawali dari niat membantu orangtuanya memiliki bisnis parfum original dari berbagai brand ternama yang telah dikelola lebih dari 18 tahun bernama Honey Blossom Perfume di daerah Cempaka Mas, Jakarta Pusat. Saat pandemi kedua toko yang dikelola orang tuanya mulai sepi pembeli. Untuk membantu, dia mencoba berjualan online di marketplace juga dengan membuat website toko online.
Supaya display produknya menarik konsumen, Honey belajar fotografi dengan mengikuti berbagai even, dan belajar di sekolah Darwis Triadi. Dari sana dia menggeluti dunia fotografi dan mengikuti berbagai komunitas dan kenal dengan para fotografer dan videographer.
Lalu mencoba mengadakan even fotografi di sebuah cafe dengan mengundang komunitas-komunitas fotografi yang dikenalnya. "Sekali ditolak karena harus bayar, aku ke sana lagi kedua kali didampingi teman yang biasa jadi EO, akhirnya bisa meyakinkan pemilik cafe untuk memberikan fasilitas tempat even, dengan tidak bayar atau free." ungkap wanita yang hobi menggambar ini, Selasa (25/1).
Sukses mengadakan even tersebut, dia membuat even-even fotografi dengan jumlah fotografer lebih banyak. Dengan melibatkan model Puteri Indonesia. Setelah sukses membuat beberapa even fotografi Honey mulai mengadakan kompetisi fotografi dengan mengundang juri dari Sony. "Tahu nggak, Presiden Direktur Sony Kazuteru Makiyama sampai datang. Dia bilang selamat acaranya berlangsung lancar," kata dia.
Sejak saat itu, ada berbagai perusahaan menghubunginya melalui akun Instagram yang dimilikinya @HoneyClaire, di antaranya hotel JW Marriott dan Fraser Menteng untuk tempatnya dapat dijadikan even fotografi. "Mulai ada yang DM, email minta dibikinin even," kata dia.
Berbagai perusahaan lainnya pun menyusul. Diantaranya perusahaan makanan. "Saya diminta datang ke pabriknya, dan diminta bantu untuk penjualan ekspor," kata Honey. Selain itu ada juga Universitas Islam Sultan Agung yang meminta jasa video comercial. Hingga kini banyak antrian pekerjaan yang harus dituntaskan.
Dalam berkarya, tak jarang juga klien mendaulat Honey sebagai modelnya. "Kalau klien bilang, aku itu pinter ngarahin gaya. Tapi malah banyak juga yang minta aku aja yang jadi modelnya," kata dia.
Meski sudah berhasil dia masih terus menambah ilmunya dengan mengikuti berbagai workshop. llmu yang didapatkannya pun tak disimpan sendiri tapi juga, sharing kepada timnya yang kini berjumlah 10 orang. “If you not throw the dice, how you can land a six," kata Honey.