Candi Darling, Ratusan Mahasiswa Hijaukan Situs Ratu Boko dan Candi Ijo
TABLOIDBINTANG.COM - Situs Ratu Boko jadi salah satu warisan budaya yang telah diakui United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Peninggalan sejarah ini juga menjelma menjadi primadona generasi milenial untuk berswafoto, karena menyajikan pesona alam Yogyakarta yang indah, terutama di sore hari, jelang terbenamnya matahari.
"Total kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara pada tahun 2018 sebanyak 306.338 wisatawan, yang didominasi oleh anak muda. Mayoritas dari pengunjung datang di sore hari, untuk berswafoto di gapura utama Situs Ratu Boko," ujar General Manager PT Taman Wisata Candi (TWC) Unit Ratu Boko Wiharjanto.
Kompleks Situs Ratu Boko berada di Jalan Raya Piyungan - Prambanan KM 2, Gatak, Bokohario, Sleman, Yogyakarta. Jika dilihat dari etimologinya, situs purbakala Ratu Boko terletak 3 kilometer dari Candi Prambanan, atau berada di 18 Km sebelah timur Kota Yogyakarta, dan 50 Km barat daya Kota Surakarta.
Memiliki pesona Iima gapura megah yang dipercaya sebagai sisa-sisa bangunan Keraton Ratu Boko, lokasi seluas area 250.000 m2 itu menyuguhkan keindahan peninggalan sejarah masa lampau. Nammun, lokasi tersebut seringkali berhawa sangat panas dari siang hari, bahkan terkesan gersang.
Berangkat dari kepedulian untuk merawat bumi dan warisan sejarah, Bakti Lingkungan Djarum Foundation menyelenggarakan kegiatan Candi Sadar Lingkungan di Situs Ratu Boko dan Candi Ijo bersama ratusan mahasiswa dari berbagai universitas di wilayah Yogyakarta pada Selasa, 12 November 2019. Para mahasiswa menanam ribuan tanaman perdu dan juga semak berbunga.
Vice President Director Djarum Foundation, FX Supanji menuturkan, kegiatan Candi Darling merupakan bagian dari program Siap Sadar Lingkungan (Siap Darling) yang diinisiasi oleh Bakti Lingkungan Djarum Foundation. Gerakan Siap Darling mengajak generasi milenial untuk tak hanya sekedar peduli, namun terlibat langsung dalam melakukan aksi nyata.
“Prakarsa Siap Darling melalui program Candi Darling merupakan Iangkah nyata dalam menggerakkan generasi milenial khususnya mahasiswa agar Iebih peduli terhadap lingkungan. Program ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa memiliki dan bangga dikarenakan mereka turut berperan serta menghijaukan situs-situs warisan sejarah bangsa Indonesia serta menularkan kebiasaan baik ini di masyarakat luas. Harapan jangka panjang adalah Iangkah ini akan menciptakan ekosistem lingkungan yang berkelanjutan,” ungkap FX Supanji, di sela acara.
FX Supanji melanjutkan, melalui Candi Darling di Situs Ratu Boko dan Candi Ijo, diharapkan bisa menciptakan kawasan situs sejarah yang teduh, asri, dan semakin cantik, sehingga bisa meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di masa mendatang. Di lain sisi, kegiatan ini juga berupaya menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap warisan sejarah bangsa Indonesia.
Penghijauan di Situs Ratu Boko dan Candi ljo melibatkan tak kurang dari 250 mahasiswa yang berasal dari Universitas Sanata Dharma, lnstitut Seni Indonesia Yogyakana, Universitas Gadjah Mada, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, dan beberapa universitas lainnya. Untuk Situs Ratu Boko, total tumbuhan yang ditanam sebanyak 1.350 tanaman perdu dan semak berbunga, meliputi Bugenvil, Tanjung, Merak, Soka, dan Kepel. Sementara di Candi ljo, flora yang ditanam ialah Soka, Ruellia, dan Melati, dengan total keseluruhan sebanyak 1000 tanaman.
Ketua Unit Kerja Situs Ratu Boko dan Candi ljo Balai Pelestarian Cagar Budaya DIY, Dra. Tri Hartini, memberi apresiasi yang mendalam kepada Bakti Lingkungan Djarum Foundation atas aksi penghijauan dalam wujud nyata merawat situs-situs cagar budaya ini. Selain itu, gerakan ini juga diyakini memberikan pengaruh yang baik kepada generasi muda dan masyarakat luas.
"Selain akan mempercantik wilayah Situs Ratu Boko dan Candi ljo, gerakan ini diharapkan dapat mendorong generasi muda untuk semakin mencintai dan mempelajari warisan sejarah yang ada di Indonesia,” ungkap Tri Hartini.
Kegiatan Candi Darling juga menggandeng musisi peduli lingkungan, Kunto Aji, untuk menanam pohon. Pelantun Rehat ini sangat antusias mengikuti rangkaian kegiatan yang memberikan dampak positif bagi generasi muda ini.
"Kegiatan menghijaukan candi ini sangat unik karena biasanya kita melakukan penghijauan di area-area gersang bukan di lokasi wisata. Dengan kegiatan ini kita menekankan bahwa merawat peninggalan bersejarah itu sangat penting karena bumi ini milik kita dan sudah sepantasnya kita pula yang menjaga,” ujar Kunto Aji.
(ari)