Cerita Ayana Moon Hampir Menyerah Jadi Mualaf karena Dihina, Dihujat, dan Tak Ada Dukungan
TABLOIDBINTANG.COM - Ayana Jihye Moon dikenal sebagai model dan selebgram asal Korea yang populer di kalangan muslimah, khususnya Indonesia dan Malaysia. Kisah perjuangannya mencari hidayah hingga memutuskan menjadi mualaf sangat inspiratif.
Ia menjadi mualaf sejak 9 tahun lalu. Padahal, Ayana mengaku sebelumnya sempat tak percaya Tuhan. Hingga akhirnya Ayana memutuskan pergi ke Malaysia untuk belajar islam lebih dalam.
Ayana Moon mengungkap sempat menyerah dan ingin meninggalkan Islam saat awal-awal menjadi mualaf. Ia merasakan titik terendah dalam hidupnya ketika dihina, dihujat bahkan tidak punya uang untuk hidup. Pasalnya, Ayana tidak mendapat dukungan dari keluarga maupun teman saat mualaf.
Namun Ayana Moon masih memiliki keyakinan dan berdoa agar bisa melanjutkan niatnya.
"Saya berdoa, 'ya Allah tolong berikan kesempatan untuk saya menguatkan iman'. Dan akhirnya sampai saat ini semuanya berjalan lancar. Tapi itu juga bukan karena doa, saya juga telah melakukan yang terbaik yang saya bisa," ungkap Ayana Moon di channel YouTube Cinta Quran TV beberapa waktu lalu.
Saat berada di Malaysia, Ayana Moon sempat ragu dengan jalan pilihannya. Ia pun kebingungan saat berada di Malaysia, karena tidak memiliki uang. Ayana pun hanya bisa menangis setiap hari.
"Itu karena saya masih muda. Saya tidak berpikir panjang. Saya datang ke Malaysia seorang diri, tidak punya uang, tidak punya teman, tidak ada yang menjagaku. Saya menangis setiap hari," ungkap Ayana Moon.
Di saat itu, Ayana Moon berjuang keras karena hidup sebgai mualaf di Malaysia sangat tidak mudah. Demi menghemat pengeluaran, Ayana Moon tinggal di sebuah penginapan kecil.
"Tadinya saya berpikir semuanya akan mudah karena saya adalah orang Korea yang muslim. Tapi mereka menganggap kalau orang Korea yang muslim lalu kenapa?" terang Ayana Moon.
Padahal, tujuan Ayana ke Malaysia untuk menemukan seseorang yang tepat dalam mendalami ajaran Islam.
"Saya bukan inginkan uang. Saya ingin belajar tentang Islam karena di Korea saya tidak bisa belajar tentang Islam. Itu kenapa saya datang ke sini," jelas Ayana Moon.
Rintangan untuk konsisten dengan keputusannya juga tidak mudah. Ayana Moon terus mendapatkan cobaan yang menggoyahkan imannya.
"Di guest house itu saya salat dengan menggunakan handuk sebagai sajadah. Tapi orang Eropa yang ada di guest house itu menginjak handuk itu karena mereka tidak tahu konsep salat. Saya menangis," ujarnya.
Ayana Moon lahir pada 28 Desember 1995 di Korea Selatan. Ayahnya berasal dari keluarga dengan pandangan politik konservatif sedangkan ibunya lebih liberal.
(pri)