Resesi Seks Melanda, Dipicu Pandemi dan Keasyikan Berselancar di Dunia Maya
TABLOIDBINTANG.COM - Resesi seks melanda beberapa negara di dunia, begitu kata berita. Istilah Resesi seks ini mengacu pada menurunnya hasrat berhubungan seks, menikah dan punya anak. Anak muda Amerika di bawah usia 35 tahun melakukan hubungan seks jauh lebih sedikit daripada generasi sebelumnya, kata satu penelitian seperti dikutip dari dailymail.co.uk.
Penelitian baru dari Institute for Family Studies (IFS) menunjukkan bahwa antara 2008 dan 2021, jumlah orang dewasa muda yang tidak berhubungan seks meningkat lebih dari dua kali lipat, dari 8 persen menjadi 21 persen.
Penurunan telah terjadi selama lebih dari satu dekade, dan masalah ini diperparah dengan pandemi virus Corona dan lockdown yang diterapkan beberapa negara.
Sejak 2010, telah terjadi peningkatan tajam dalam jumlah pria dan wanita berusia 18 hingga 35 tahun yang tidak berhubungan seks pada tahun sebelumnya, kata peneliti IFS.
"Orang yang menikah lebih mungkin untuk aktif secara seksual daripada orang yang belum menikah. Akibatnya, pernikahan yang menurun cenderung mengurangi aktivitas seksual karena orang yang menikah merupakan bagian yang menyusut dari populasi orang di bawah 35 tahun," kata peneliti IFS.
Selain pandemi dan lockdown, pemahaman soal agama ditengarai sebagai faktor yang ikut memicu penurunan aktivitas seks terutama bagi yang belum menikah. Penelitian itu juga mencatat bahwa kebanyakan orang dewasa muda yang memilih untuk tidak berhubungan seks dan percaya bahwa seks pranikah adalah salah, sebagian besar berasal dari demografi yang taat beragama.
Beberapa faktor lain juga tampaknya berperan dalam terjadinya resesi seks. Mereka yang berpenghasilan rendah dan pengangguran juga lebih kecil kemungkinannya untuk berhubungan seks dibandingkan dengan yang punya pendapatan lebih tinggi.
Media digital juga dianggap berperan dalam mengurangi keinginan untuk berhubungan seks. Dengan hal-hal seperti Netflix, media sosial, dan game yang memberikan kepuasan instan, seks mungkin tak lagi menjadi sesuatu yang paling menarik. Keasyikan berselancar di dunia maya, yang trennya meningkat tajam selama pandemi, memengaruhi hasrat seks banyak orang.
Tak hanya di Amerika, beberapa negara Eropa dan Asia konon sudah mengalami resesi seks. Tapi tampaknya hal ini tidak terjadi di Indonesia.