Kisah Inspiratif DRW Skincare, Bangkit di Tengah Masa Sulit
TABLOIDBINTANG.COM - Pengguna skincare tentu tak asing dengan produk DRW Skincare. Produk skincare ini sudah tersebar hingga ke seluruh Indonesia. Nama besar DRW Skincare ini tak luput dari proses yang tidak mudah.
Dijelaakan dr. Wahyu Triasmara, pendiri sekaligus pencipta produk-produk skincare DRW Skincare, sebelum merasakan kesuksesan hingga saat ini, ia harus melewati proses keras.
Lulus dari fakultas kedokteran di 2010, ia mulai bekerja di dua rumah sakit swasta di Purworejo, Jawa Tengah. Di salah satu rumah sakit tempatnya bekerja juga menyediakan pelayanan estetika. Mau tak mau, ia harus bergabung dalam pelayanan estetika tersebut karena dokter penanggung jawab sebelumnya mengundurkan diri.
"Sebenarnya agak terpaksa juga, tapi itu menjadi berkah buat saya. Di situ saya benyak belajar lebih banyak disiplin ilmu khususnya di bidang estetika," ujar dr. Wahyu di Jakarta, Selasa (29/12).
Bekerja selama dua tahun di dua rumah sakit, dr. Wahyu berhasil mengumpulkan tabungan yang saat itu rencananya akan ia gunakan untuk meneruskan pendidikan spesialis obstetri ginekologi atau kandungan. Saking inginnya sekolah lagi, ia harus memutar otak bagaimana cara mendapatkan tambahan uang, karena tabungan miliknya tak cukup menopang biaya pendidikannya.
"Dua tahun kerja, uang tabungan saya hanya sekitar Rp50 juta. Saat itu saya belum menikah. Lalu bertemulah saya dengan teman SMP, menawarkan bisnis investasi dan emas. Dari situlah, awal mula datangnya malapetaka bagi saya," ucap dr. Wahyu.
Tergiur dengan iming-iming hasil investasi yang besar, semua uang tabungan yang dikumpulkan selama dua tahun ia percayakan pada temannya untuk diinvestasikan. "Saya berpikir jika saya investasikan akan menghasilkan lebih banyak uang, sehingga akan lebih cepat saya untuk bisa sekolah spesialis," katanya.
Satu sampai dua bulan dr. Wahyu menerima hasil yang cukup menggiurkan. Sehingga ia menanam investasi yang lebih besar lagi dari sebelumnya. Tapi kali ini, ia mengajak rekan-rekannya untuk bergabung dengannya.
"Saya ajak teman-teman di rumah sakit ada bidan ada perawat, saya ajak teman-teman dulu waktu sekolah, waktu kuliah, dan yang paling menyakitkan adalah yang orangtua hasil dari jirih payahnya mendapatkan uang pensiun saya investasikan kepada teman saya tersebut," ungkapnya.
Tak disangka, tiga bulan selanjutnya semua uang yang jumlahnya hampir Rp850 juta raib tak tersisa. Musibah ini menjadi pukulan hebat baginya. Ia tak menyangka harus menerima cobaan mengerikan seperti itu. Bahkan ia sendiri tak pernah melihat dan menyentuh uang sebanyak itu.
"Jadi setiap dapat uang dari teman, saya langsung transferkan ke teman saya tersebut. Jadi benar-benar uang tersebut hilang raib. Belum pernah sedikit pun teman-teman saya mendapatkan bagi hasil dari investasi tersebut," ujarnya.
Peristiwa itu sempet membuatnya terpukul dan stres berat. Ia tak mampu jujur menceritakan pada orangtuanya karena tak mau merepotkan dan berimbas buruk pada orangtuanya.
Hanya ada satu orang saja tempat ia berkeluh kesah. Nita Yulianti, yang saat ini menjadi istrinya. Perempuan asal Pati, Jawa Tengah itu menjadi tempat yang nyaman baginya mencertikan permasalahan pribadi dan isi hatinya.
Nita pun tak henti-hentinya menyemangati dr. Wahyu untuk tak larut dalam kesedihan. Ia membantu dr Wahyu bangkit dan meyakinkannya agar berani mengejar cita-citanya sebagai dokter spesialis.
Berkat dukungan Nita, dr. Wahyu akhirnya berani berkomitmen mengembalikan uang rekan-rekannya yang raib akibat ulah manusia tidak bertanggung jawab. Akhirnya, setelah pertemuan pertama dengan Nita, setahun kemudian mereka menikah.
"Dan benar-benar pernikahan itu adalah pernikahan yang bisa dibilang kami rintis semuanya dari minus. Dan benar-benar kami berjuang bersama untuk melewati masa-masa sulit," jelasnya.
Saat itu, mereka memutuskan berbisnis jualan online pakaian dan jilbab. Mereka juga sempat menjadi reseller di beberapa penjual lain di Jakarta.
Perjuangan tak sampai di situ, setiap dua kali dalam sebulan, Dr. Wahyu dan Nita kulakan di Pasar Tegal Gebug, Cirebon. Di sana, mereka bahkan rela tidur di masjid karena pasar tersebut hanya buka satu minggu sekali.
"Setelah hampir dua tahun kami menjalani bisnis pakaian, kami sempat terlena. Karena hampir dua tahun menikah, kami tak kunjung diberikan momongan," kata dr. Wahyu.
Setelah menyadari itu, keduanya menjalani program hamil. Program tersebut mengharuskan Nita mengonsumsi obat-obat hormon yang menyebabkan timbul jerawat di wajahnya.
Mereka sempat melakukan pemeriksaan ke beberapa dokter dan memakai racikan tempat dr. Wahyu bekerja, tetapi tak membuahkan hasil. Dari situ, akhirnya Dr. Wahyu membuat racikannya sendiri untuk dicoba Nita.
"Pada akhirnya saya nekat mencoba sendiri resep-resep atau meramu sendiri meracik sendiri krim untuk istri saya. Dan ternyata, memberikan hasil yang baik walaupun sedang dalam program hamil. Alhamdulillah jerawatnya bisa sembuh bisa membaik," jelasnya.
Dari situ, harapan mulai terlihat. Berkat krim racikannya, wajah istri dr. Wahyu sembuh. Hal itu membuat keluarga dan teman-teman istrinya ikut tertarik mencobanya.
Pada tahun 2014, ia menjual produk skincarenya dengan nama DR Skincare. Produk ini cukup diminati di Kalimantan Timur, karena di sana banyak keluarga dr. Wahyu yang memakai produknya.
Tahun 2015, dr. Wahyu dan istrinya membuat jaringan bisnis online prosefional dan mendaftarkan produknya ke BPOM. Sempat terkendala dalam proses pendaftaran, sebab BPOM tak bisa menerima merek DR Skincare.
Akhirnya, Nita Yulianti menyarankan untuk menambahkan huruf W di belakang DR menjadi DRW yang merupakan akronim nama suaminya. Akhirnya, nama DRW Skincare disetujui BPOM.
"Nah dari situ lah hadirnya nama DRW Skincare dengan memiliki jaringan bisnis online yang waktu itu berkembang dari satu orang, dua orang, pada akhirnya hampir satu tahun seratus orang," jelas dr. Wahyu.
Tahun 2019, jaringan bisnisnya telah memiliki hampir 10 ribu beauty consultant terpercaya dan hebat yang tersebar di seluruh Indonesia.
Menurutnya, kehadiran dan keberhasilan DRW Skincare lahir dari pergulatan pengalaman pahit di masa lalu.
Maka ia berpesan pada masyarakat untuk tak mudah menyerah. Ia meyakini bila selalu ada harapan di setiap persoalan dan selalu ada pelajaran yang layak dijadikan pelajaran.
"Kami sendiri sudah mengalaminya, mengalami kesusahpayahan yang sangat berat, tapi Alhamdulillah bisa bangkit kembali. Apalagi setelah 2015 hadirnya anak kami bernama Muhammad Dzaky Rainendra, menambah motivasi kami membuat DRW Skincare tumbuh berkembang lebih baik lagi," ujar dr. Wahyu.
Kesuksesan DRW Skincare ini juga menambah motivasinya untuk menyukseskan ibu rumah tangga yang ada di seluruh Indonesia agar memiliki penghasilan sendiri. Sehingga mampu membantu pemasukan keluarga dan terlepas dari masalah ekonomi mereka.
Selain itu, dr. Wahyu bertekad dengan hadirnya DRW Skincare hingga ke pelosok desa untuk memberantas peredaran krim abal-abal yang mengkhawatirkan. Ia juga memberikan edukasi pada masyarakat untuk memakai produk skincare yang baik dan benar.
Perjalanan DRW Skincare dari 2015 hingga saat ini, berhasil membangun klinik sederhana di Purworejo. Klinik DRW Skincare ini digunakan sebagai pelayanan perawatan masyarakat sekitar.
"Di 2017 kami membangun klinik yang kedua, klinik DRW Skincare di Kutoarjo. Berjalan di 2018 semakin banyak reseller DRW Skincare yang mempercayakan perawatannya di DRW Skincare. Sudah semakin banyak yang mengenal dan menggunakan DRW Skincare dan memiliki hasil Alhamdulillah cukup baik seperti yang diharapkan teman-teman semua," paparnya.
Dan di 2020 ini, yang menjadi tahun kelima DRW Skincare, dr. Wahyu Triasmara berharap bisnisnya terus mencetak prestasi dan konsisten memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat.
Ia juga tak lupa mendoakan para beuty consultant-nya agar selalu diberi kesehatan, rahmat dan rejeki yang halal barokah hingga bisa terus sukses bersama-sama DRW Skincare.
(adv)