Jadi Bagaimana Rasanya Setelah Memajang Foto Bareng Greysia Polii dan Apriyani Rahayu?
TABLOIDBINTANG.COM - Semua bangga dengan pencapaian Greysia Polii dan Apriyani Rahayu dan lalu banyak yang mengungkapkan suka citanya lewat media sosial. Dari pejabat sampai netizen ramai-ramai memberikan ucapan selamat dan puja-puji. Tapi belakangn netizen banyak yang kesal dengan para politisi yang memajang foto dirinya bersama Greysia Polii dan Apriyani Rahayu.
Melampiaskan kejengkelan sekaligus meledek para politisi itu, netizen ikut-ikutan melakukan hal yang sama, memajang foto bareng Greysia Polii dan Apriyani tapi dengan keterangan lucu. Ada yang menyebut dirinya ketua partai kampret, ada yang menjelaskan diri sebagai ketua umum partai cilak-cileuk. Bahkan ada yang mengumpulkan foto-foto para politikus itu dalam satu frame lalu mengunggah di media sosial. Tentu lengkap dengan kalimat mengejek.
Kita semua tahu kenapa para politisi melakukan itu. Justru karena tahu alasannya ini yang membuat netizen kesal. Tapi apa salahnya politisi melakukan itu? Sebetulnya tak ada kalau kita memahami betapa semua orang, apalagi politisi juga artis, perlu memanfaatkan momentum apapun untuk keuntungan bagi dirinya. Bukankah itu bisa jadi bukti otentik para politisi kita sangat peduli dengan prestasi para atlet yang sudah mengharumkan nama bangsa? Politisi perlu eksistensi. Itu bisa diraih lewat prestasi sendiri, atau kalau mau cara cepat, memanfaatkan momen keberhasilan orang lain. Kemenangan Greysia Polii dan Apriyani jelas momentum yang baik untuk ikut menunjukkan eksistensi sekaligus membangun citra diri sebagai politisi yang, katakanlah, peduli prestasi Indonesia di dunia internasional.
Tapi apa kira-kira yang dirasakan para politisi itu setelah mengucapkan selamat dan memajang foto bersama Greysia Polii dan Apriyani? Apa itu bisa membuat mereka serta merta serasa menjadi bagian dari kesuksesan ganda putri Indonesia yang telah menyumbangkan medali emas dan membuat lagu Indonesia Raya berkumandang di Olimpiade Tokyo? Pertanyaan ini mungkin tak penting, karena bukan itu soalnya.
Tapi bagi netizen yang sudah ikut meledek para politisi dengan cara melakukan hal yang sama, setidaknya kejengkelan sudah tersalurkan. Netizen akan selalu menemukan banyak cara menyalurkan kejengkelan atau olok-olok. Politisi yang punya kebiasaan numpang beken pada momen apapun perlu ganti strategi. Image, citra diri, eksistensi, tak bisa dibangun dengan cara memajang foto. Bahkan baliho raksasa yang dipasang di seluruh penjuru negeri pun tak akan membuat seseorang jadi lebih eksis. Bisa-bisa malah hanya membuat banyak orang jengkel. Tapi kalau ternyata ini satu-satu cara yang bisa dilakukan untuk jadi makin terkenal dan dikenal, ya apa boleh buat.