Kisah Mus Mulyadi Ubah Mus Mujiono yang Manja dan Urakan Menjadi Mandiri
TABLOIDBINTANG.COM - Almarhum Mus Mulyadi bersaudara dengan Mus Mujiono. Mus Mulyadi merupakan anak ketiga dari enam bersaudara. Sedangkan Mus Mujiono merupakan anak bungsu. Adapun usia keduanya terpaut 10 tahun.
Menjadi anak bungsu membuat Mus Mujiono tumbuh menjadi anak manja dan bandel. "Waktu kecil Nono (panggilan Mus Mujiono) itu bandel sekali. Kalau mandi tidak pernah pakai sabun. Kalau disuruh beli minyak, tidak pernah mau," kenang Mus Mulyadi sambil tersenyum dalam wawancara dengan Tabloid Bintang Indonesia pada 2000 lalu. "Saya ini bandel banget. Lihat kaki saya banyak bekas luka akibat jatuh,'' timpal Mus Mujiono.
Mus Mulyadi memaklumi kenakalan adiknya. ''Saya sangat sayang pada dia. Dia itu bungsu, dan waktu dia kecil ayah kami meninggal. Jadi wajar kalau dia agak bandel," aku Mus Mulyadi.
Setelah beranjak dewasa, Mus Mulyadi kemudian menjadi penyanyi keroncong yang sukses. Efeknya, perekonomian keluarga semakin membaik. Ini membuat sikap Mus Mujiono makin manja. "Saat itu saya punya band. Setelah masuk band hidup saya tidak teratur. Saya jadi urakan dan manja. Bayangkan, saya tidak mau sekolah kalau tidak naik motor. Akhirnya saya merengek minta dibeliin sepeda motor pada Mulyadi. Saking sayangnya, dia mengabulkan permintaan saya,'' cerita Mus Mujioni.
Ketika melihat gelagat yang kurang baik, Mus Mulyadi pun memboyong adiknya ke Jakarta. Sampai di Jakarta, Mus Mujiono dicarikan tempat kos dan hidup sendiri. Dia sengaja mendidik adiknya untuk hidup mandiri. ''Dia ingin menjadikan saya penyanyi yang sadar situasi. Dia ingin saya matang di lapangan,'' ujar Mus Mujioni. Hasilnya, beberapa lama kemudian Mus Mujiono bergabung dengan grup musik The Handshell dan mengeluarkan album Halo Sayang. "Masa-masa itu kami sangat dekat. Kami sering berdiskusi,'' kenang Mus Mujiono. Nama Mus Mujiono pun mulai berkibar melalui The Handshell. Sayang grup ini akhirnya bubar.
Peristiwa inilah yang mengharuskan Mus Mujiono mengawali kariernya sebagai penyanyi solo. Mus Mujiono lalu bernaung di perusahaan rekaman yang sama dengan Mus Mulyadi. ''Waktu itu produser menginginkan saya menyanyikan lagu keroncong, pop Jawa dan dangdut. Persis seperti Mulyadi,'' ujar Mus Mujiono. Tapi sayang setiap album yang dikeluarkan selalu kurang sukses. ''Awalnya saya belum sadar kalau tidak cocok membawakan lagu-lagu itu,'' ujarnya. Akhirnya Mus Mujiono memutuskan untuk keluar dari bayang-bayang Mus Mulyadi, kakaknya. ''Saya mau mencari warna musik lain yang belum tergarap Mulyadi, yaitu pop jazz,'' ujar Mus Mujiono.
Untuk mencari warna musik lain, Mus Mujiono khusus belajar di Yogyakarta selama 3 tahun. ''Selama 3 tahun itu saya belajar musik dari berbagai aliran,'' aku Mus Mujiono. Usahanya tidak sia-sia. Mus Mujiono menemukan warna musik yang cocok. Mus Mujiono pun menjadi penyanyi yang hampir sekelas dengan Mus Mulyadi.
(bin/bin)