Wishnutama: "Via Vallen Tidak Perlu Minta Maaf"
TABLOIDBINTANG.COM - Pro dan kontra penampilan Via Vallen di pembukaan Asian Games 2018 sampai juga di telinga Direktur Kreatif Acara Pembukaan Asian Games, Wishnutama (42). Ketika dihubungi Bintang pada Kamis (23/8), ia menyebut tampil lip sync hal yang wajar.
“Menurut saya, Via Vallen tidak perlu minta maaf,” ungkap CEO sekaligus pendiri PT NET Mediatama. Lip sync dilakukan karena alasan teknis. “Memang secara teknis berbahaya kalau menyanyi langsung. Bayangkan, di situ ada ribuan wireless earpiece, ribuan handy talky, frekuensi, pengacak sinyal dari paspampres, dan kamera rangefinder yang berpotensi memicu masalah teknis. Jadi kami tidak ingin mengambil risiko,” jelasnya.
Penerapan lip sync dikabarkan kepada para penyanyi jauh-jauh hari. Agar suara terdengar jernih, para penyanyi merekam suara beberapa hari sebelumnya. Diakui Wishnutama, sebagian penyanyi menyatakan keinginan mereka untuk menyanyi langsung.
“Akan tetapi saya katakan enggak perlu karena risikonya terlalu tinggi. Toh, suara yang diperdengarkan, suara mereka asli. Jadi saya pikir Via atau siapa pun enggak perlu minta maaf,” Wishnutama menukas. Lip sync untuk pergelaran sekelas dan sekompleks Asian Games, menurut dia, hal biasa dan tidak perlu dibesar-besarkan.
Ia mencontohkan, penyanyi Dua Lipa dan Sean Paul yang menjadi penampil pada pembukaan final Liga Champions Eropa di Stadion Olimpiade Kiev, Ukraina, 27 Mei lalu. Tampil kurang lebih 40 menit, Dua Lipa membawakan beberapa lagu hitnya dengan lip sync. “(Penampilan Dua Lipa) itu enggak ada yang mempermasalahkan, karena di sana enggak ada pembenci dan enggak ada pembenci yang bisa dibayar juga,” tukas pria kelahiran 4 Mei itu.
Pernyataan Wishnutama soal pembenci bayaran merujuk pada pemberitaan beberapa situs berita, yang mengutip dari sebuah acara varietas di layar kaca. Selasa (21/8) lalu, di acara Pagi-pagi Pasti Happy Trans TV, salah satu narasumber yang wajahnya ditutupi topeng mengaku dibayar untuk menyerang Via Vallen.
“Kami mati-matian bikin harum nama bangsa. Kami bekerja keras untuk itu. Namun ada sebagian yang tidak ingin nama bangsa harum. Saya tidak melihat ada kepentingan politik. Dunia internasional pun tidak melihat (kepentingan politik) itu,” terang suami Gista Putri, yang meyakini ada pihak yang tidak senang dengan pencapaian Indonesia sebagai tuan rumah.
“Ini bukan karena Presiden Jokowi. Siapa pun presidennya hari ini, kalau saya dimintai tolong membuat sesuatu yang bagus, saya akan buat sebagus-bagusnya,” pungkas dia.
(ind / gur)