Motif Kangen Suzzanna Membuat Jutaan Orang Mendatangi Bioskop
TABLOIDBINTANG.COM - Sutradara Rocky Soraya mengingatkan, jangan hanya menilai tren dari pencapaian di tangga box office.
“Dalam setahun, Indonesia memproduksi lebih dari 100 film. Pertanyaannya, film horor yang menembus box office berapa? Empat atau lima film, mungkin? Yang lainnya, drama dan komedi. Saya enggak percaya horor sedang tren. Ada yang jumlah penontonnya hanya 100 ribu,” ulasnya.
Rocky Soraya sempat percaya horor menjadi tren tahun lalu. Namun karena tidak semua film horor digarap serius, tahun ini penonton mulai pilih-pilih film.
Film Suzzanna: Bernapas dalam Kubur mencetak box office karena ia merk yang melegenda selama puluhan tahun.
“Andai digarap dengan kualitas ala kadarnya, orang enggak akan mau menonton. Sejak tahun lalu kami niatkan bikin film bernuansa zaman dulu dengan cerita, riasan, dan teknik CGI yang lebih canggih. Orang menonton Suzzanna karena ingin bernostalgia. Bujet film ini mahal. Biaya termahal ada di proses produksi dan riasan wajah Luna,” beber Rocky ketika ditemui di Jakarta, pekan lalu.
Motif kangen-kangenan dengan Suzzanna membuat jutaan orang mendatangi bioskop. Menurut Rocky, tak semua film horor menyediakan ruang nostalgia bagi penonton.
“Buat saya, ini tantangannya. Saya sendiri bosan membuat film yang sama dengan sebelumnya. Bikin film itu melelahkan. Buat apa berlelah-lelah untuk sesuatu yang hasilnya kurang lebih sama?” aku Rocky Soraya.
Asri Welas punya kesan tersendiri tentang Suzzanna. “Orang bilang, saya turun kasta. Di Cek Toko Sebelah yang ditonton 2,6 juta orang, saya jadi kepala bagian personalia. Di Susah Sinyal (2,1 juta penonton) saya jadi pemilik resor di Sumba, NTT. Di Suzzanna saya jadi pembantu. Tidak ada istilah naik turun kasta dalam seni peran. Peran apa saja, kalau dijalankan dengan penuh penghayatan, pasti bisa menyita perhatian penonton,” Asri menegaskan.
(wyn / gur)