Kisah Awal Mula Karakter Milly dan Mamet Dibuatkan Film Sendiri
TABLOIDBINTANG.COM - Di dunia Ada Apa Dengan Cinta?, Rangga dan Cinta adalah primadona. Mamet dan Milly hanya penggembira sekaligus pelengkap. Di sekolah, Milly kerap disebut badut. Ia identik dengan beloon. Mamet, sepintas, seperti siswa pecundang.
Saat Ada Apa Dengan Cinta 2 dirilis, penonton terperenyak mendapati para personel geng Cinta berproses layaknya di kehidupan nyata.
Maura (Titi Kamal) dinikahi pria tampan dan mapan bernama Chris (Christian Sugiono). Alya (Ladya Cheril) meninggal akibat kecelakaan. Karmen (Adinia Wirasti) menjalani kehidupan kelam lantaran tersangkut kasus narkoba. Sementara Milly dinikahi Mamet.
Dennis mengenang, ketika mempromosikan AADC2 di Jepang pada 2016, ia dan Sissy sempat pelesir menikmati keindahan Tokyo. Beberapa kali mereka mengunggah foto berdua di akun Instagram.
Foto-foto itu dihujani komentar positif warganet. Salah satu di antara ratusan yang berkomentar itu, Mira Lesmana.
“Mbak Mira berkomentar, 'Lucu kali ya, kalau Milly dan Mamet dibuatkan film sendiri.' Kala itu saya dan Sissy tertawa. Kami pikir Mbak Mira bercanda,” beri tahu Dennis kepada Bintang, di Jakarta, pekan lalu.
Dikonfirmasi mengenai hal ini, Mira menyatakan ide memfilmkan rumah tangga Milly dan Mamet bermula ketika proses produksi AADC2 memasuki tahap penyuntingan. Karena faktor durasi, ada banyak adegan yang terpaksa dipangkas termasuk beberapa adegan kocak yang melibatkan Milly. Mira mengaku ada dua adegan besar Milly terpaksa dibabat.
“Sedih banget rasanya karena saya tahu Sissy tampil menonjol di film itu. Setelah AADC2 mencetak box office bersama 3,6 juta penonton, muncul wacana merilis extended version dengan memasukkan adegan-adegan Milly yang dipangkas. Setelah dipikir ulang, ide extended version ini berpotensi membuat dunia AADC tidak imbang mengingat performa Sissy tak kalah cemerlang,” jelas Mira dalam sesi wawancara empat mata.
Pengujung 2016, Ernest merilis film Cek Toko Sebelah (CTS) yang ditonton 2,6 juta orang. Mira salah satu yang tenggelam dalam euforia CTS. Sejak itu, Mira ingin bekerja sama dengan Ernest meski ia masih terikat kontrak dengan rumah produksi Starvision. Muncul ide, membuatkan film sendiri untuk Milly dan Mamet dengan Ernest sebagai sutradara.
Mira Lesmana menyebut Ernest Prakasa pilihan yang paling masuk akal untuk menggarap Milly dan Mamet.
Ernest Prakasa hanya memproduksi satu film setiap tahun. Artinya, Ernest punya siklus persiapan produksi yang matang. Mira lantas melobi produser Starvision, Chand Parwez Servia.
Setelah teken kontrak, Parwez yang bertemu Dennis di sebuah acara menepuk pundaknya.
“Sambil menepuk pundak saya, Pak Parwez bilang begini, 'Nanti tolong dibantu, ya.' Saat itulah saya sadar Milly dan Mamet benar-benar akan dibuatkan film,” tutur Dennis Adishwara yang menyebut proyek Milly & Mamet muncul di saat yang tepat.
(wyn / gur)