Ikatan Cinta Tadi Malam: Pelukan Erat Andin Bikin Aldebaran Berani Jujur Soal Masa Lalu
TABLOIDBINTANG.COM - Sinetron Ikatan Cinta tadi malam, Rabu (10/2) memasuki episode 160. Adegan romantis antara Aldebaran dan Andin sangat ditunggu penonton setia Ikatan Cinta. Pasalnya, pasangan suami istri ini sudah lama tak memadu kasih lantaran nasib pernikahannya yang runyam.
Pemirsa yang sudah dilanda rindu berat melihat kemesraan mereka akhirnya semalam dibuat bahagia, ketika Andin dan Al makan malam romantis di sebuah restoran.
Penampilan Andin yang memesona berhasil memikat hati Mas Al. Usai menyantap makan malam, Mas Al mengajak Andin berdansa bersama
Dengan iringan melodi musik indah, keduanya terlihat menikmati momen itu dan saling menatap satu sama lain. Tak kuasa mendengar Mas Al mengungkapkan perasan hatinya, pelukan erat pun diberikan Andin kepada Al.
“Saya, saya sangat mencintai kamu. Saya belum pernah mencintai wanita sedalam ini selain kamu.” ungkap Al kepada Andin.
Namun, suasana romantis lenyap begitu saja saat Al mulai membuka pengakuannya soal menyuap 2 satpam di cluster tempat tinggal Andin dulu. Al mengaku membayar satpam tersebut untuk memberatkan Andin di persidangan.
Mendengar hal itu, Andin syok. Dia kaget karena penderitaannya berawal dari Aldebaran.
“Ini semua karena kamu, karena kamu Mas. Aku kehilangan banyak Mas. Karena kamu, aku dipenjara! Karena kamu, kehidupan aku hilang! Karena kamu anak aku meninggal mas!” tutur Andin dengan penuh air mata
Al yang mencoba menjelaskan ke Andin kalau di waktu itu ia diselimuti rasa dendam, tak mampu membendung kekecewaan Andin. Ia terus menangis dan tak mau disentuh oleh orang sekejam Mas Al, hingga tiba-tiba Ia jatuh pingsan di pelukan Al.
Al yang panik langsung membawa Andin pulang ke rumah lamanya. Tak lupa menyuruh Rendy menelepon psikolog untuk mengobati rasa frustasi Andin.
Ketika Andin sadar, awalnya ia tak ingat apa-apa. Tapi begitu melihat Al, ingatan lama Andin bermunculan. Kenangan suram saat Andin menghadapi persidangan di Pengadilan dan anaknya Nindi yang meninggal terus menggangu pikirannya sampai membuat kepala sangat sakit. Andin terus menangis dan Al terus meminta maaf.