Sinopsis Dari Jendela SMP SCTV Hari Ini Kamis 19 November 2020
TABLOIDBINTANG.COM - Sinopsis Dari Jendela SMP SCTV Hari Ini Kamis 19 November 2020
Lukman tiba di kuburan. Lukman menatap kuburan yang nisannya bertuliskan Ayu itu. Lukman membatin, apa benar ini istrinya. Kenapa tak ada perasaann apapun yang mengganjal di hati.
Balik ke rumah Prapto, terlihat ekspresi Linda dan Wulan yang syok tak percaya dengan apa yang Indro sampaikan. Indro bilang ke Linda dan Wulan ini sudah keputusannya. Mereka kaget. Linda tanya kenapa?
Joko balik ke rumah. Joko kaget, ternyata Roni di sana. Lagi asyik makan kue yang dihidangkan Inah. Inah masuk ke dalam. Roni sok tanya Joko ke mana sih? Tadi dicari Wulan. Wulan panik tuh.
Ria lagi cerita heboh. Cerita ke Beben dan Gino. Menyindir Uda Zein yang ada di sebelah mereka,"Jadi ada orang. Dulu pernah jadian sama cewek.. eeh
putus.. setelah sekian lama.. ketemu lagi. Mau CLBK lagi nih ceritanya."
Alya kaget Uda Zein telepon. Tanya ada apa. Uda Zein awalnya gagap. Didikte Ria cs ngomongnya. Akhirnya ia kesal sendiri,"Diam kalian." Alya geli sendiri lihat Uda Zein.
Joko ke rumah Wulan. Wulan benar-benar cemas karena Joko tiba-tiba menghilang. Wulan tak mau Joko begitu lagi. Tiba-tiba begitu. Harusnya kasih tahu. Joko paham, dia minta maaf. Keadaannya mendesak banget.
Irfan jenguk Santi di rumahnya. Irfan tak tega Santi sendirian di rumah hanya dengan Bibik. Santi bilang tak apa-apa dan berterimakasih oleh kiriman makanan Irfan. Irfan bingung karena merasa dia enggak kirim.
Joko jelas tak setuju dengan keputusan Indro. Apa Indro sudah gila? Selama ini Indro mati-matian tak mau bersama Prapto lagi. Joko cegah itu. Ia tak setuju. Indro dan Joko berdebat di sini.
Joko lagi kerja kayak biasa. Mas Ambyar muncul. Kasih gaji Joko. Lho? Kan belum waktunya Mas? Joko bilang tak usah, kan dia masih ada utang tapi Ambyar bilang utang itu kapan kapan saja. Yang penting Joko sehat.
Lukman akhirnya pulang. Masih berpikir soal maksud Prapto. Lukman bingung bagaimana cara ngomongnya ke Prapto. Bagaimanapun ia utang budi. Lukman jadi risau. Ia mendengar Prapto pulang. Baaimana nanti saja.