RESENSI FILM Anna: Sadis Sekaligus Melankolis, Sisi Lain Wanita Pembunuh
TABLOIDBINTANG.COM - Film action produksi Perancis berjudul Anna menghiasi layar bioskop. Anna memasang aktris pendatang baru, Sasha Luss.
Anna lahir dari tangan dingin Luc Besson, sineas Perancis yang bertidak sebagai sutradara, produser sekaligus penulis naskah film ini. Luc Besson sebelumnya sukses membesut Nikita (1990) dan Lucy (2014). Luc Besson dan Sasha Luss sebelumnya bekerja bersama di film Valerian and the City of a Thousand Planets (2017), yang juga merupakan film perdana Luss. Sebelum menjadi aktris, wanita kelahiran Rusia, 6 Juni 1992 itu berprofesi sebagai model profesional untuk sejumlah merek busana high-end. Anna menjadi debut Luss sebagai pemeran utama di film layar lebar.
Film yang mengambil era akhir 80-an hingga awal 90-an ini dibuka dengan agen CIA yang dibunuh dalam waktu bersamaan oleh KGB. Hal ini membuat hubungan antara Rusia dan Amerika Serikat memanas. Cerita lalu beralih saat seorang gadis muda, Anna (Sasha Luss), yang sedang menjual boneka di sebuah pasar di Moskow, mendapat tawaran untuk jadi model. Singkat cerita, Anna pindah ke Paris, Perancis dan menjadi model yang sibuk. Ia lantas dekat dengan seorang pria yang merupakan orang penting, dan setelah mengakui profesinya, pria itu dihabisi oleh Anna.
Ini tentu menimbulkan pertanyaan, bagaimana seorang model tiba-tiba piawai memakai senjata? Siapa sebenarnya Anna?
Kisah wanita pembunuh sudah kerap diangkat ke layar lebar. Namun Anna memiliki cara yang berbeda dalam meracik formula yang telah sering dibuat ini. Dalam Anna, Anda dipaksa untuk lebih konsentrasi karena alur yang dipakai maju-mundur. Masa lalu Anna dijelaskan dengan rinci di sini. Tidak cuma itu, setiap Anna mengambil langkah yang tak diduga, alasannya pun dijelaskan lewat flashback.
Anna menawarkan adegan aksi yang menawan. Koreografinya apik, pengambilan gambarnya indah. Aksi Anna, baik membunuh memakai senjata atau tangan kosong, tetap seru-dan beberapa sadis banget. Seperti yang dilakukan Luc Besson di Nikita atau Lucy, Anna pun memiliki sisi melankolis. Kegamangan Anna sebagai seorang wanita yang memiliki masa lalu kelam dan keinginannya untuk lepas dari dunia spionase, hadir cukup emosional.
Anna juga menampilkan pemain pendukung yang prima. Aksi Helen Mirren sebagai Olga menjadi scene stealer dalam film berdurasi 119 menit ini. Peraih piala Oscar ini tahu betul caranya tampil memukau tanpa harus bersaing apalagi menenggelamkan pesona karakter utama.
( ray / ray )