Resensi Film Doctor Sleep: Sedikit Lambat Namun Memikat
TABLOIDBINTANG.COM - Film horor Doctor Sleep menghiasi layar bioskop mulai hari ini, Rabu 6 November 2019. Doctor Sleep diangkat dari novel karya Stephen King, yang merupakan kelanjutan dari The Shining – yang pernah difilmkan pada tahun 1980 dan mendapat banyak pujian.
Doctor Sleep memotret kisah hidup Danny atau Dan Torrance (Ewan McGregor), anak kecil yang selamat dari teror di seri The Shining. Dan menjadi dewasa dengan jalan berliku. Ia menjadi pemabuk dan tak punya pekerjaan. Sampai ia bertemu dengan Billy (Cliff Curtis), yang memberikan pekerjaan dan mendukungnya untuk ikut sesi pecandu minuman. Kehidupan Dan pun membaik.
Di tempat lain, ada Rose Si Topi (Rebecca Ferguson) bersama anggota kelompoknya yang membunuh orang dan mengambil uap korbannya supaya mereka bisa awet muda dan hidup lebih lama. Agar ritualnya lebih mudah dilakukan, Rose merekrut seorang gadis remaja dengan kekuatan telepati yang bisa mengontrol pikiran orang, yang lantas dijuluki Andi Pagut Ular (Emily Alyn Lind).
Ada pula Abra (Kyliegh Curran), gadis cilik yang merupakan The Shining atau bersinar, bisa menggerakkan benda, masuk ke pikiran orang dan berkomunikasi dengan manusia yang memiliki kekuatan sejenis dari jarak jauh. Suatu hari Abra mendapat gambaran saat Rose membantai seorang bocah laki-laki untuk diambil uapnya. Rose menyadari ada orang lain yang mengetahui ritualnya. Abra pun menghubungi Dan, berharap Dan bisa melindunginya dari niat buruk Rose.
Sutradara dan penulis naskah Mike Flanagan memberikan perlakuan yang mendetail pada tiga karakter inti Doctor Sleep. Bagaimana perjuangan Dan bertahan hidup dari masa lalunya yang kelam, bagaimana Rose memimpin kelompoknya dan merawat kemudaannya, juga pergulatan batin Abra saat tahu dirinya memiliki kemampuan berbeda hingga harus menyembunyikan itu dari orang tua kandungnya. Hal ini membuat Doctor Sleep terasa lambat, khususnya di sekitar 45 menit pertama. Ini mengingatkan pada pola The Shining, yang lambat hampir di setengah awal film. Doctor Sleep baru terasa greget setelah Dan, Abra dan Rose terhubung dalam konflik utama.
Doctor Sleep cukup serius dalam menggambarkan kecanduan minuman beralkohol yang dialami Dan. Bukan sebagai tempelan agar lebih dramatis, kesulitan Dan melawan keinginannya untuk kembali mabuk ditampilkan hingga jelang akhir cerita, dan dibawakan dengan meyakinkan oleh Ewan McGregor.
Beberapa elemen pendukung akan terasa membingungkan jika Anda belum menonton The Shining. Seperti hantu yang meneror Dan, tulisan redrum sampai masa lalu Dan dengan ayahnya, mungkin akan menimbulkan tanda tanya jika tidak pernah menonton The Shining. Namun untuk memahami konflik utama antara Dan, Abra dan Rose, tidak perlu menonton The Shining.
(ray / ray)