Ikatan Cinta: 10 Dialog Terbucin Mas Al Bikin Terngiang-ngiang, Susah Bobo
TABLOIDBINTANG.COM - Ikatan Cinta jadi tontonan favorit dan meraup sukses besar bukan tanpa alasan. Formula kisah benci jadi cinta mungkin sudah banyak diterapkan dalam film maupun serial lainnya. Tapi Ikatan Cinta mampu menyuguhkan kemasan baru yang segar. Adegan-adegannya diramu ala drakor.
Bintang utamanya juga aktingya natural dan sangat menjiwai. Selain itu, dialog-dialogya terasa realistis, enggak kaku, sehari-hari banget, tapi punya kekuatan. Bikin setiap orang yang mendengarnya jadi baper. Berikut ini, beberapa dialog bucin-nya Mas Al dari beberapa episode terakhir Ikatan Cinta RCTI.
1. "Apa yang kamu pikirkan tentang saya, Ndin? Apa dalam hatimu masih ada cinta buat saya? Atau semua sudah terhapus di malam kamu mengetahui siapa saya sebenarnya?" (Eps. 136)
2. "Mungkin yang terbaik bagi kita sekarang seperti ini, Ndin. Tapi saya selalu ingin tahu kamu dimana, kamu lagi ngapain, gimana keadaanmu, Ndin?" (Eps. 133)
3. "Hati ini sebenarnya takut. Takut, terlalu takut menginginkanmu …" (Eps. 135)
4. "Nih, pakai (jas). Kamu kedinginan, kan. Enggak usah dipikirin siapa yang kasih. Kamu pikirin Reyna. Kalau kamu kedinginan, besok kamu sakit." (Eps. 135)
5. "Saya akan melakukan apa saja. Apa saja, Ndin. Saya pasti akan melakukannya, untuk membuat kamu memaafkan saya. Kamu mau saya menyerahkan diri ke polisi? Kalau itu memang membuat kamu bahagia, saya ke kantor polisi sekarang, ya." (Eps. 166)
6. "Andin, saya cinta kamu. Saya cinta kamu. Saya cinta kamu, Ndin. Enggak, jangan tinggalin saya, Ndin. Andiiiinnn …." ( Eps. 104)
7. "Kamu dengar saya, Ndin. Saya sudah sangat berusaha mengikis dendam dan kebencian saya. Saya sudah berusaha ngelupain semuanya. Saya lupain kalau kamu sudah bunuh adik saya, Ndin." (Eps. 132)
8. "Saya mau kamu pulang. Pulang ke rumah. Rumah saya, itu rumah kamu. Tempat tinggal kamu, tempat kamu pulang. Kamu masih istri saya. Seorang istri harusnya ada di samping suaminya?" (Eps.132)
9. "Pergi? Siapa yang pergi? Saya yang pergi? Dengerin saya, Ndin. Yang minta kamu kembali dari kemarin siapa? Saya. Yang nungguin kamu seharian di depan rumah papa Surya, siapa? Saya. Kapan saya pergi? Saya enggak pernah pergi, Ndin. Saya tetap berdiri di situ, buat kamu. Jangan pernah samakan saya dengan Nino." (Eps.132)
10. "Kalau saya mengakui semuanya. Apakah kamu akan memaafkan saya? Atau kamu akan pergi meninggalkan saya? Saya tidak ingin kehilangan kamu, Ndin." (Eps. 160)