Bagaimana dengan Persiapan Pensiun Anda?
TABLOIDBINTANG.COM - Pensiun merupakan salah satu tujuan finansial bagi semua orang, baik yang bekerja maupun yang berwiraswasta.
Saat memasuki masa pensiun, kita berharap agar tidak perlu bekerja lagi mencari uang dan cukup menikmati sisa hidup dengan tenang untuk melakukan berbagai aktivitas yang kita senangi.
Kenyataannya, tidak demikian. Banyak pekerja di Indonesia yang sudah melewati batas usia pensiun dan masih tetap bekerja full-time. Memang ada berbagai alasan mengapa mereka memilih untuk tetap bekerja.
Namun, salah satu faktor seseorang masih bekerja di usia pensiun adalah kurangnya tabungan untuk mengisi masa pensiun mereka.
Managing Director dari situs pembanding produk keuangan paling populer di Indonesia Halomoney.co.id, Jay Broekman, menyatakan bahwa sebagian orang memilih untuk berfokus pada pemenuhan kebutuhan saat ini dibandingkan kebutuhan saat pensiun.
“Ketika akan mendirikan sebuah bangunan, Anda tentu memerlukan desain dari konstruksi atas bangunan tersebut. Anda tidak bisa sekedar mengira-ngira luas tanah yang diperlukan dan menempatkan material bangunan seadanya dengan berharap hasil akhirnya akan sama dengan bangunan yang anda imajinasikan. Pensiun, sama seperti mendirikan bangunan, perlu ‘desain’ yang sudah direncanakan agar berhasil dinikmati dengan tenang,” kata Jay.
Ada beberapa strategi dan pengelolaan dana yang bisa Anda terapkan untuk membuat ‘desain’ masa pensiun yang Anda harapkan.
Strategi pertama, jangan cairkan dana BPJS Ketenagakerjaan Jaminan Hari Tua (JHT), atau dulu disebut Jamsostek, lebih dini, jika tidak ada keperluan yang sifatnya produktif.
Berdasarkan aturan baru per 1 September 2015, dana BPJS dapat dicairkan bertahap tanpa perlu menunggu hingga usia pensiun, yaitu usia 56 tahun. Sebagian orang menyambut dengan senang aturan tersebut, namun Anda tetap perlu bijak menyikapi perubahan tersebut.
Iuran dana JHT merupakan salah satu solusi yang disediakan pemerintah untuk menunjang masa tua para pekerja di Indonesia, jadi dana BPJS yang Anda peroleh tidak bijak jika digunakan untuk berfoya-foya.
Selain itu, Anda akan dikenakan pajak progresif atas saldo JHT, yang tarifnya berada di antara 5% hingga 30%. Jika Anda memilih untuk mencairkan JHT saat memasuki usia pensiun, maka tarif pajak yang dikenakan hanyalah 5% saja tanpa mempedulikan nilai saldo JHT.
Sebelum usia pensiun, Anda dapat memilih untuk mengambil dana JHT 10% untuk keperluan persiapan pensiun atau 30% untuk biaya perumahan. Cara pencairan JHT beserta dokumen yang diperlukan dapat Anda periksa langsung di situs BPJS ketenagakerjaan.
Jika Anda memilih untuk mencairkan dana JHT sebelum usia pensiun, maka sebaiknya Anda gunakan dana tersebut untuk kegiatan yang produktif, seperti memulai usaha sendiri.
Strategi kedua, Anda perlu memetakan waktu untuk mengukur kapan Anda akan pensiun. Jika Anda mengikuti ketentuan usia pensiun normal di Indonesia (56 tahun), maka Anda perlu mengukur berapa sisa waktu Anda hingga usia pensiun tersebut. Sebagai contoh, jika usia Anda saat ini adalah 31 tahun, maka Anda masih memiliki waktu sebanyak 25 tahun untuk persiapan pensiun.
Jika Anda punya target pensiun lebih dini, maka Anda juga perlu mengukur sisa waktu yang diperlukan hingga mencapai usia pensiun dini. Pengukuran sisa waktu ini merupakan faktor krusial dalam membuat strategi pensiun yang baik, seperti yang terlihat pada strategi berikutnya.
Strategi ketiga adalah mengukur perkiraan jumlah dana yang akan Anda perlukan untuk menikmati sisa pensiun Anda. Untuk ini, Anda dapat menggunakan kalkulator finansial yang mudah ditemukan di internet, karena Anda perlu memperhitungkan faktor inflasi saat mengukur biaya hidup saat pensiun kelak. Oleh karena itu, sisa waktu yang diperlukan mencapai masa pensiun memegang peranan penting dalam perencanaan pensiun Anda.
Berdasarkan ketiga strategi ini, Anda perlu menetapkan berapa perkiraan dana yang akan Anda perlukan. Jika ini dilakukan, maka Anda dapat mengambil tindakan yang sesuai untuk mencapai target biaya pensiun.
Contohnya, berdasarkan kalkulator finansial, biaya hidup yang Anda perlukan adalah Rp 1 Milyar untuk hari tua kelak. Anda masih memiliki sisa waktu sebanyak 25 tahun untuk mengumpulkan Rp 1 Milyar saat mencapai usia pensiun. Langkah apa yang perlu Anda lakukan untuk mengumpulkan uang sebanyak itu?
Salah satu cara utama untuk melakukannya tentu dengan menabung. Misalkan Anda dapat menabung Rp 3 juta per bulan. Dalam 1 tahun, Anda dapat mengumpulkan hingga Rp 36 juta. Dalam 25 tahun, jumlah tabungan yang berhasil Anda kumpulkan adalah Rp 900 juta.
Sekarang, bagaimana cara Anda mengumpulkan sisa uang Rp 100 juta?
Dana JHT dari BPJS memiliki peran besar untuk mengisi kekurangan dana pensiun yang Anda perlukan. Tentunya, Anda perlu menghitung apakah JHT yang Anda kumpulkan akan cukup atau tidak untuk menutupi kekurangan tersebut. Namun, bagaimana jika masih tidak cukup?
Alternatif pertama, Anda dapat mencoba untuk berhemat lebih banyak untuk menambah jumlah yang Anda tabung setiap bulan.
Alternatif kedua, Anda perlu mulai memiliki bisnis sendiri meskipun skalanya tidak terlalu besar.
Baca: Bijak Mengelola Dana Pesangon
Jika Anda hanya bergantung pada penghematan, maka sumber penghasilan Anda akan hilang sepenuhnya saat Anda berhenti bekerja. Namun, bisnis dapat terus berjalan meskipun Anda sudah berhenti bekerja. Bahkan, memulai bisnis sendiri menjadi alternatif yang lebih cocok jika Anda ingin pensiun dengan lebih cepat.
Ada banyak sekali tipe bisnis yang dapat dimulai dengan modal minim, bahkan oleh Anda yang tidak punya pengalaman dalam berbisnis.
Bisnis reseller dan bisnis kuliner dengan gerobak makanan merupakan salah satunya. Untuk memulai bisnis dengan modal minim ini, Anda dapat menggunakan fasilitas Kredit Tanpa Agunan (KTA) agar tidak mengganggu saldo tabungan Anda.
Masa pensiun merupakan masa yang seharusnya dapat Anda nikmati dengan tenang. Oleh karena itu, rencanakan masa pensiun Anda dengan bijak dan sebaik mungkin.